bicara tentang makan, ada dua jenis tukang makan.
1. Makan karena kewajiban (biasanya anak-anak kecil yang masih dalam pertumbuhan/masih disuruh sama emak-nya).
2. makan karena syukur (cara makannya begitu nikmat, tidak mencari kenyang, karena yakin kenyang akan datang dengan sendirinya,inilah gaya makan tingkat sykur)
yang jadi pertanyaan, pernahkah kita bosen makan ???
Hanya kita sendri yang mengerti, ada dimana maqom kita.
(maaf, ngelantur, asal ngetik, jangan diambil hati)
di paseban agung Singosari, beberapa senopati tengah menyampaikan laporan resmi kepada sang baginda Gembleh Amukbhumirajasyah.
Ketika Senopati Kompor di perintahkan untuk menyampaikan laporannya, maka senopati kompor tidak berkata apapun selain menyebut “baginda” 1000X.
Sang Baginda tidak murka, hanya berbisik kepada salah seorang pengawalnya, “Sang Senopati sing gagah itu belum mengenal AKU”
(cuma asal ngetik, jangan diartikan macam-macam)
sundss 12 sampun buat sarapan pagi….
tt 11 , buat makan siang…..
malam minggu……..????
heheheh…..sakaaaw……!!!
bicara tentang makan, ada dua jenis tukang makan.
1. Makan karena kewajiban (biasanya anak-anak kecil yang masih dalam pertumbuhan/masih disuruh sama emak-nya).
2. makan karena syukur (cara makannya begitu nikmat, tidak mencari kenyang, karena yakin kenyang akan datang dengan sendirinya,inilah gaya makan tingkat sykur)
yang jadi pertanyaan, pernahkah kita bosen makan ???
Hanya kita sendri yang mengerti, ada dimana maqom kita.
(maaf, ngelantur, asal ngetik, jangan diambil hati)
bagi orang dewasa ada 2 jenis makan ki,
1. makan untuk mengenyangkan perut
2. makan untuk menikmati makanan
Sya pernah bosen makan …
Maksudnya bosen makan Nasi Jagung ..
Hiks ..
Sugeng dalu Ki Senopati,
Selamat malam Ki/Nyi/Ni Sanak semua.
Sugeng dalu Ki
Ngapunten dereng sempat sambang Padepokan Gagakseta.
di paseban agung Singosari, beberapa senopati tengah menyampaikan laporan resmi kepada sang baginda Gembleh Amukbhumirajasyah.
Ketika Senopati Kompor di perintahkan untuk menyampaikan laporannya, maka senopati kompor tidak berkata apapun selain menyebut “baginda” 1000X.
Sang Baginda tidak murka, hanya berbisik kepada salah seorang pengawalnya, “Sang Senopati sing gagah itu belum mengenal AKU”
(cuma asal ngetik, jangan diartikan macam-macam)
M.A.L.E.M….M.I.N.G.G.U….N.G.L.A.N.G.U.T
Sakaken rek…
dadi kelingan senopati ADBM…
‘paling alergi ukoro KAPLOK…opo maneh BOL’
Mananih bacaanya jilid 12,kok ngk ada??
terima kasih atas intipnya, ki arema, ki ismoyo, para bebahu serta sanak kadang padepokan pdls sekalian…