HLHLP-036

sebelum>>| awal>>| lanjut>>

Laman: 1 2 3 4 5

Telah Terbit on 18 Oktober 2010 at 14:30  Comments (148)  

The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/hlhlp-036/trackback/

RSS feed for comments on this post.

148 KomentarTinggalkan komentar

  1. Hore wes buka

    • Hore durung turu ……

      • hebat Pak De,
        tapi, habis ini mbangkong.

        • mbludus, ndisiki ngarepe

          • melu absen

        • habis mbangkong..terus mbongkeng

  2. horeee nomor loro

  3. Horeeeeeeeeeeee

  4. sugeng sonten,

    nomer piro wae

  5. Selamat sore,
    Selamat menikmati….

  6. slamet sore. ora ndhusel, melu urut nomer wolu.

  7. ada harapan…

  8. hore bukaan awan….

    pantesan neng kebonku ga udan2…jebul Pak Lik maen awan

    • Horeeee, pakDe ne pakDe SATPAM maen
      Awan-Awan….!!!

      • ayo nek wani ditokne awan2….opo dicantolke sing primpen kareben ki Menggung Yudha blusukan neng pakiwan

        • banyuNE wes ra ono ki, diENTEKe
          pakDe SATPAM….!!!

          cantrik ra keDUMAN,

  9. Mudah2an diwedar malam ini..
    Punapa nggih mekaten tho Pak Satpam?

  10. Hore…nomer piro?..

  11. Hadir sore di gandhok anyer,
    Apa yang dilakukan Mahendra group menembus kabut putih,yang jelas enggak bakal manggil Kyai Grinsing, yang jelas enggak bakal manggil tukang tambal ban minjem kompresor anginnye.
    Yang pasti,Mahendra lewat HP nye, udeh menghubungi gue,tapi Pakde Wid enggak setuju gue meluncur kesana, dengan alasan…rontal 36 belon diwedar.(sementara Ki Arema udeh tandatangan SuratPerintaPerjalananDinas plus akomodasi selama 7 hari).
    Tolong para cantrik memberi jalan, mana yang harus gue pilih……………….

    • Lewat aji sapta pameling Mahendra sudah berusaha menghubungi Sinuwun Gembleh Hanyolowadi, jawaban yang didapat adalah :

      Maaf, tidak ada tulisan yang memenuhi kriteria anda.

      Jawaban yang cukup menggembirakan datang dari Ki Ajar pak Satpam :
      Rontal 36 sedang digoreng, tunggu sebentar ya….

      • ada SAWERan dari Kyaine mBelink STengah :

        “mohon berSABAR pakDe ne SATPAM lagi cari
        minyak GORENG ning PAKIwan”

        siang TADI minyak habis diGAWE dolan2-an,

        slempitan….Eeh, kleru DING “sekian”

  12. Nuwun

    Matur nuwunpunåkawan sampun katampi kanthi rênaning pênggalih wontên padépokan pêlangisingosari, mugi-mugi sagêd nambah pasêduluran, ingkang sampun têpang sagêd tambah rumakêt, mugi-mugi ugi ndadosakên rêjaning padépokan.

    Nyuwun sèwu, dérèng wontên pawartos saking Ki Bayuaji.

    Kêparêng

    Punåkawan

    • sesame punokawan dianjurkan utk berkawan…

      mencari kawan, memang mudah, disaat kita punya segalanya…

      mencari kawan, jadi susah, disaat kita ga punya apa2…

      nek mencari jodoh, mungkin lebih mudah disaat kita punya segalanya…..

      • Mencari kawan main SKAK juga susah …
        Mencari jodoh di Padepokan juga susah, cadangan sangat TIPIS ….
        Sing cadangane isih akeh ya mungg Angger Satpam.

        Sambil nunggu gorenganne gosong arep latihan GENDER,

        ro lu – ro lu – nem -nem mo …. nem mo –
        lu nem – lu nem -c’pet – me-tua – me-tua

  13. kulo nuwun, jantrik enggal

  14. Sugeng ndalu….

    Waduh… copere muantepp…. sapa kuwi sing ngarep dhewe?? Ngacungg…..

  15. Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng …., Teng ….,

    • nGGer … mbok yo odjo kebangeten ….
      Wong tuwa lagi turu DIGUGAH …
      Tak kiro dikongkon ngambil JATAH ….
      Jebule …. dikongkon MELEKAN wae …

      Bojleng … bojleng … iler-iler podo ndlewer …

  16. Nuwun

    Pesan Ki Bayuaji:

    Åjå turu soré kaki, ånå punakawan nglang-nglang jagad, nyangking bokor kêncanané isiné titipan Ki Bayuaji, tentang:

    PUNÅKAWAN

    Di dalam cerita Pewayangan dikenal adanya tokoh Punakawan. Puna adalah Pana berarti mengetahui, memahami permasalahan yang dihadapi dan mampu memberikan solusi-solusinya. Sedangkan kawan atau sekawan selain berarti berjumlah empat, juga dapat dimaknai sebagai teman atau sahabat. Mereka adalah Semar beserta ketiga anaknya, yaitu; Gareng, anak yang paling tua, Petruk anak kedua dan yang bungsu bernama Bagong.

    Tugas utama punakawan adalah menghantar dan momong tokoh ksatria dalam mencari dan mencapai cita-cita hidupnya. Hubungan antara panakawan dan tokoh ksatria adalah hubungan yang sangat lentur. Kadang-kadang hubungan mereka bagaikan abdi dan bendara, yang melayani dan yang dilayani.

    Ada kalanya hubungan mereka seperti layaknya raja dan rakyatnya, gusti dan kawula, yang disembah dan yang menyembah Namun yang lebih tepat hubungan antara Panakawan dan ksatria bagaikan kedua sahabat yang saling berkomunikasi, berinteraksi, bertukar pendapat serta pikirannya untuk menyelesaikan dan menyingkirkan masalah-masalah yang menghalangi dalam usahanya mencapai sebuah cita-cita.

    Mereka saling asah (mengasah budi dan pikiran), asih (mengasihi dan mencintai), asuh (menjaga dan memelihara).
    Keberhasilan tokoh ksatria dalam mencapai cita-citanya sangat bergantung kepada panakawan.

    Jika sang ksatria bersikap rendah hati mampu membina hubungan yang harmonis dengan panakawan, mau membuka hati untuk mendengarkan dan melaksanakan saran dari tokoh panakawan, dan rela hidup miskin, niscaya keberhasilan akan tercapai. Namun jika terjadi sebaliknya, kegagalanlah yang didapat. Karena begitu dominannya peran panakawan dalam menentukan keberhasilan sang ksatria, maka kemudian muncul sebuah pertanyaan Siapakah sesungguhnya tokoh panakawan tersebut? Menyimbolkan apakah mereka? Mengapa berjumlah empat?

    Tidak sedikit tulisan dan pendapat yang menguraikan tokoh panakawan. Di antaranya adalah bahwa tokoh panakawan adalah Dewa atau penguasa semesta alam yang ngêjawantah menjadi manusia miskin untuk bekerjasama dan membantu usaha manusia agar dapat mencapai cita-cita luhur.

    Ada juga yang berpendapat bahwa kemunculan tokoh panakawan ini bersamaan dengan suatu gerakan kalangan bawah yang ingin menunjukan kekuatan rakyat yang sesunguhnya. Raja dan para bangsawan (ksatria) yang berkuasa, tidak akan pernah berhasil mengantar negerinya kearah kemakmuran dan kesejahteraan jika tidak didukung dan di emong oleh rakyat.

    Seperti yang digambarkan dalam cerita wayang bahwa yang berhasil dan menang dalam sebuah pergulatan mendapatkan ‘wahyu’ adalah tokoh yang senantiasa diikuti oleh panakawan. Sementara itu ada yang menguraikan bahwa ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya.

    Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta,

    Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ketiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan. Tangan cekot adalah rasa ketelitian. Kaki pincang adalah rasa kehati-hatian.

    Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Tangan depan menuding dengan telunjuknya, tangan belakang dalam posisi menggenggam. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih.

    Bagong merupakan simbol karya, dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya pekerja keras.

    Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karsa berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria.

    Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur.

    Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya).

    Diibaratkan seorang sais (jati diri manusia) mengendarai sebuah kereta yang ditarik empat ekor kuda (cipta, rasa, karsa dan karya). Bagaimana kereta itu berjalan untuk mencapai tujuan sangat bergantung dengan kemampuan sais dalam mengendalikan dan mengoptimalkan kuda-kudanya. Jika si sais terampil niscaya ke empat kudanya akan kompak berderap berpacu menuju sasaran.

    Rintangan yang menghadang di jalan tidak akan membuat kereta jatuh dan tak mampu bangkit kembali. Paling-paling kereta akan mengurangi kecepatan sejenak untuk kemudian berpacu kembali.

    Secara umum, Panakawan melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan.

    Para tokoh panakawan juga berfungsi sebagai pamomong (pengasuh) untuk tokoh wayang lainnya. Pada dasarnya setiap manusia umumnya memerlukan pamomong, mengingat lemahnya manusia, hidupnya perlu orang lain (makhluk sosial) yang dapat membantunya mengarahkan atau memberikan saran atau pertimbangan.

    Pamomong dapat diartikan pula sebagai guru mursyid terhadap salik yang dalam upaya pencerahan jati diri.
    Karakter Panakawan (selain para tokoh lainnya) dari jalur acuan Walisongo sebenarnya muncul berdasarkan penuturan Puntadewa Sang Dharmakusuma dan Semar Batara Ismaya kepada Sunan Kalijaga.

    Tokoh Panakawan dimainkan dalam sesi goro-goro. Pada setiap permulaan permainan wayang biasanya tidak ada adegan kekerasan antara tokoh-tokohnya hingga lakon goro-goro dimainkan. Artinya adalah bahwa jalan kekerasan adalah alternatif terakhir. Lakon goro-goro pun menggambarkan atau membuka semua kesalahan, dari yang samar-samar menjadi kelihatan jelas.

    PUNAKAWAN DAN SYI’AR ISLAM

    Semar, nama tokoh ini berasal dari bahasa arab Ismar yaitu paku atau pengokoh . Dalam lidah jawa kata Is- biasanya dibaca Se-. Contohnya seperti Istambul menjadi Setambul.

    Tokoh ini dijadikan pengokoh terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai penasehat, pembimbing, pemberi jalan dalam mencari kebenaran terhadap segala masalah. Agama adalah pengokoh/pedoman hidup manusia. Semar dengan demikian juga adalah simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.

    Nala Gareng, juga diadaptasi dari kata arab Naala Qariin maknanya banyak teman. Dalam pengucapan lidah jawa, kata Naala Qariin menjadi Nala Gareng. Kata ini berarti memperoleh banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para aulia sebagai juru dakwah untuk memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah SWT dengan sikap arif dan harapan yang baik.

    Petruk, diadaptasi dari kata Fatruk. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi: Fat-ruk kulla maa siwallaahi, yang artinya: tinggalkan apapun juga yang selain Allah.
    Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para aulia dan mubaligh pada waktu itu. Petruk juga sering disebut Kanthong Bolong artinya kantong yang berlubang. Maknanya bahwa, setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah SWT secara ikhlas, seperti berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.

    Bagong, berasal dari kata Baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkaramurkaan. Si “Bayangan Semar” ini karakternya lancang dan suka berlagak bodoh.

    Nuwun

    punakawan bayuaji
    Anggårå Kasih, 13 Oktober 2010 — 11 Dhul Qodah 1431H

    [titipan Ki Bayuaji sangat banyak, jadi diwedarnya sedikit-sedikit ]

    • tercetak:

      Anggårå Kasih, 13 Oktober 2010 — 11 Dhul Qodah 1431H

      agar diubah dan dibaca:

      Anggårå Kasih, 19 Oktober 2010 — 11 Dhul Qodah 1431H

      Mudah-mudahan Ki Bayuaji kalu tahu ini, mbotên dukå. Baru jadi punakawan salah melulu….ngisin-ngisini…Nyuwun pangapuntên.

  17. Jan ….
    Wong tuwa dipekso rondha dewekan ….
    Yen ana ula teka lha yak opo …
    Sampai drijiku di cokot … aku iso modiaarrr

    • Ulone njenengan dicokot sinten Pak De ?..eh..dicokot nopo ?

      • waw…..ular Pakde Wid di gendam siapa ????

    • Tak kiro bener-2 dicokot … ternyata
      mung ngimpi dicokot ulo …..
      Hiks, … ki Pandan pingin dicokot Padmi asli.
      Ki Kompor pingin dijiwid Ki Padmo ….

      • mugo2 Mba Padmi kerso rawuh….suwun pandongane Pak Dhe Wid

      • Donge tah pengin memenuhi keinginan mbah Pandan. Sayange luwih akeh mudharate timbang manfaate. Awit cilik Padmi dididik bapak-ibu: mboten pareng nyakoti sing kotor-kotor..

        • Ya jangan dicokot…..

        • iki dudu Padmi aseli…

          • Niki napa Ki PA asli ?

          • Kacian deh l…..

          • Mang tangkled Padmi…mesthi pirsane asli kulo

  18. Sugeng Enjang Singosari …
    Manuke wis podo manggung …
    Jagone wis podo kluruk
    Jarane-e wis podo cengengesan

    Ee rontal-e durung diwedar ….
    nGGer Satpam mesti mBangkong

    • Minta tolong sama Bulek Satpam, biar dikoyak-koyak

      • hadu ….. kasihan ….
        Kalau cuma bajunya ya boleh saja …
        Tapi jangan rontalnya ….
        Hiks

  19. uing…uing…,ngeng..ngeng…
    uing…uing…,ngeng..ngeng…

    tolah-toleh…, kaya ada suara-suara tapi tidak begitu jelas.

    eh…, rupaya padepokan sudah rame.

    Sayang pesannya tidak terdengar, karena pak satpam sedang di kebun, perbaiki “galengan” yang rusak oleh luapan air sungai kemarin.

    he he …., mudah-mudahan nanti sore ki sepulang pak satpam dari kebun.

    nuwun

    • wis..wis…
      Pak Lik mancing2 mbahas galengan…terus nggeser neng sawah..tengahe ono blumbang di samping padang karautan di bawah sepasang bukit mati …..

      keokeokeo….mblayuuuuu

      • halah…
        gak reti aku

        • mblayu sek…

          gembiyen nate didukani Panembahan Ismoyo amargi mbahas galengan….

      • Atos-atos ki niku galenganipun radi lunyu,

        hiiks

  20. “Bangun….bangunnnnn”,Bulek Satpam membangunkan Paklek Satpam sing masih sarungan.
    “Wonten nopo toh Bu, bangunin wong turu kok pakek koyak-koyok sarungku”, berkata Paklek Satpam sambil kucek-kucek matanya sing masih ngantuk.
    “Aku cuma tanya, kemana sampea semalaman ngeluyur ?”, bertanya Bulek Satpam sambil matanya melotot-tot.
    “Pasti ini ulah orang-orang padepokan bertongkat”, berkata Paklek Satpam.
    “Bu RT tetangga kita juga cerita begitu ketika membangunkan suaminya”
    “Kapan ?”, bertanya Paklek Satpam penasaran.
    “Kemaren”, jawab Bulek Satpam
    Paklek Satpam garuk-garuk kepalanya yang enggak gatel sambil berkata dalam hati, “pantas aja, kemarin waktu gue keliling kampung, si Padmi rumahnya kosong”
    “makanya sampean kalo tidur, kudu eling”, berkata Bulek Satpam menasehatkan suaminya yang kalo tidur memang suka Mbangkong.
    “inggih Bu”, berkata Paklek Satpam mencoba menghilangkan jejak (jejak kemana semalaman beliau ngelindur)

    • Ngomong apa sih kiye kang kompor, gremengan dewek ora jelas karepe..esih nglindur apa ya?

  21. saatnya disruput unjukane para kadang cantrik

  22. cerita dari padepokan sebelah

    Pada sebuah acara konferensi penjualan kelas dunia, seorang wanita berprestasi sebagai Top Sales diwawancarai oleh wartawan mengenai kiat suksesnya.
    “Apa kiat sukses Anda?” tanya wartawan.
    “Saya mengikuti petunjuk suami,” jawabnya.
    “Bisa lebih spesifik dijelaskan, petunjuk suami Anda seperti apa?” tanya wartawan lagi.
    “OK. Setiap pagi hari ketika bangun tidur, aku selalu cek suamiku. Jika hari itu ulonya menunjuk ke utara, maka hari itu aku prospek menuju utara. Kalau menunjuk ke timur, maka aku prospek menuju timur” jawabnya.
    “Bagaimana kalau menunjuk ke atas?” tanya wartawan lagi.
    “ya berarti hari itu saya tidak melakukan prospek…….” jawabnya.

    nyuwun sewu..(especially ki Tr. Podang)…namung bergojeg….

    • Ikutan Ki pandanalas

      MELAUT DAN MENDARAT

      Saat peliputan di Muara Angke, reporter TV terkenal di Ibukota melakukan wawancara dengan salah satu nelayan yang disaat paceklik ikan tetapi dia tetap berhasil panen tidak seperti nelayan lainnya.

      Berikut wawancara tersebut antara si nelayan (kita sebut saja Kang Gembul) dengan reporter tv.

      Reporter TV (RTV) :”Bagaimana caranya Kang Gembul bisa panen ikan sebanyak itu, sementara kawan-kawan Kang Gembul lainnya tetap paceklik?”
      Kang Gembul (KG): “O itu gampang saja bu, sebelum pergi melaut dimalam hari, saya akan melihat dulu bagaimana posisi isteri saya tidur.
      Kalau isteri saya tidurnya menghadap kekanan, maka ketika melaut, saya akan menebarkan jala ke arah kanan dari perahu saya. Begitu juga kalau ketika isteri saya tidurnya menghadap ke arah kiri, maka saya akan menebar jala kearah kiri dari perahu saya. Begitulah caranya.

      RTV: “Kalau isteri Kang Gembul tidurnya telentang?”
      KG : “Wah kalau lihat seperti itu jangan melaut bu”

      RTV (heran) : “Lho kenapa begitu Kang?”
      KG (malu-malu): “Kalau seperti itu,artinya saya harus mendarat bu, ………, ini baru rejeki beneran bu”

      RTV: “Mendarat….. mendarat di mana Kang…???” (Si wartawan seakan-akan rada-rada gimana)
      KG: “Ah ibu wartawan nih, apa belum pernah didarati?”

      Reporter TV segera menutup wawancaranya, sambil memerah mukanya (tapi nggak tahu mengapa):
      “Demikianlah pemirsa sekalian, sepenggal kisah keberhasilan nelayan kita ketika melaut, (dan mendarat!)”.

      *)Catatan: didarati mungkin maksudnya mendarat dari laut bersama-sama, gitu koq dibahas.

      • Ki Punakawan mulai ketularan Ki PA, atau…..

  23. Assalamu’alaikum, bojleng bojleng selamat pagi…

    • bojleng2 kuwi artine opo Miss..?
      nek nengnggonku artine koyo manuk memeti

    • Kok kaya rahwana

      • hmmm….

        Miss Rahwana ….. bagus juga

        • kalau menurut aku kayak naik mobil/motor gitu Ki Rahwanalas “bojleng bojleng”,

  24. Assalamualaikum poro kadang.
    Seharian kemarin tidak bisa hadir.
    Alhamdulillah sekarang hadir sebentar.
    Mudah-mudahan siang dan sore bisa nyambangi padepokan lagi.

  25. kulonuwun,
    sugeng enjang,

    nginguk padhepokan diluk njur tinggal makaryo neh, ndangir kebon salak.

    • ati2 ki …
      disamping durine tajem…kulite jg banyak bulu2 lembutnya

      • malah kaleresan ki, menawi kathah wulu2 alus, waton mboten kenging ri nipun.

        • wulune rodo2 abang….

          • wulune sinten eh nopo sing rodo abang, ki

          • wulune salak….

          • Hi hi hi hi hikss

          • sssttt…seng nduwe wulu salak abang langsung ngikik

  26. sugeng siang

  27. Ki Lik Satpam, daripada ngenteni sore mendingan diwedar siki bae. Apa ora repot, ndangir karo nggembol rontal sak buntelan sarung? Mbok diwedar kabeh sisan…

    • Tul.. Betul .. Betul.. Betul..

    • pokoke melu
      melu Padmi

      • Akeh tunggale mbah..

  28. Horee……. ternyata!! Pareng, nyuwun pamit. Matur nuwun Lik Ki Satpam.

    • Lho…koq pareng…badhe ndak pundi tho..Bu lik….

    • arep tindak ngendi, jeng.
      mbok wis neng kene wae, tak kancani.

      • Hikss…dikancani manuk..eh..Ki Emprith dink…

  29. Pak satpam sedang di kebun, perbaiki “galengan” yang rusak oleh luapan air sungai kemarin. He he …., mudah-mudahan nanti sore, sepulang pak satpam dari kebun dua rontal bisa diwedar

    MATUR SUWUN …. langsung mlebu gudang, ngunduh duluan ….

    • Matur suwun….langsung mlebu kamar, ngunduh duluan….

      • matur suwun….mlebu kamar, langsung….

        • Hiks,
          Ki AntrakDJ and Ki Emprith mlebu kamar bareng? Opo arep Main Anggar>

          • lho teng nglebet lak wonten pakde Widuro to, dados aman ngoten

          • Kulo ngintip saking gudang ….
            Mbeto camera ….

          • wah rugi no
            wau mbok ngajak miss…ngunduh salak bareng

          • Hikss…nek lebih dari dua berarti….kontes !

      • matur suwun….mlebu kamar, langsung…..

  30. Terjebak kabutnya tebal sehingga cantholan rontal nggak kelihatan, mohon pencerahannya KI.
    Matur suwun sakderengipun

  31. Halaman 2 (gandhok HlHlp-036) :

    selamat siang Kisanak-Nisanak “Barusan pak SATPAM
    terima pesan dari ki SENOpati, rontal HlHlp-036
    yang sedianya diWEDAR sore nanti bisa diCantolkan
    siang INI (diMajukan dari jadwal semula).

    Komen dan Kehadiran cantrik-mentrik di Gandok-036
    telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
    untuk selanjutnya pak SATPAM diberikan kuasa penuh menaruh RONTAL wedaran, dengan syarat dan batas2 paugeran yang berlaku di Padepokan Pdls.

    salasa, 19 oktober 2010
    pak SATPAM

    seperti biasa, cantolan di-sembunyikan di antara
    komen2 Kisanak-Nisanak…. monggo, 😀

    • matur nuwun pakDe SATPAM,

      hadir paling TELAT ambel BERKAT paling sepat
      eeh, kleru ding CEPAT.

    • senengane ngerjain wong sepuh…
      padahal luwih enak ngerjain Padmi opo Nona

      • lha sing metu Padmo he ki,…he-hee

        • arep ngerjain si NoNa ra WANI ki,
          mulai esuk kiJuragan dhempet terus

          • Juragane Nona sopo Gung ?

          • Ha?!….dhempet terus.?

          • Priyayi saka bang Tengah
            ki,sakniki priyayine lagi BABAT alas ning STengah.

            pernah kenal ki,

          • Wes.. ono opo iki…namaku kog disebut2 pantesan dari tadi kuping panas…

  32. selamat siang pak Kyai, ki Menggung, kadang Pdls

    “ngInGuk daftar HADIR ning pos satpam”
    sakjane rontal diWEDAR sak-durunge “sholat Ashar”
    kaya kepinginane kadang Pdls.

    Hiks, pak SATPAM rupa2ne lagi keTULARan se-TITIK mBelink-e sesepuh Pdls, lha gandok-e wes kebaaak
    komen kok yo isih diULUR2…ki Eyang Truno Podang
    teka bisa diKUWES2 sing nJaga gandok.

    pak SATPAM, ra pareng duko, ra pareng nGAMbek 😀

    • Horee-Horee….sapa ya sing nemu CanTOLAN
      paling dhisik.

      • Numpang njupuk buntelan ki,
        matur nuwun p Satp.

        • Mangga2,

          lantainya isih becek ki, diangkat
          angkat kemawon SARUNGe….ihiikss

          • Ngapunten ki, jangan dibelakang lho.
            Nek ngangkat sarunge keduwuren biso mrojol iki.

          • Supaya jangan mbrojol….sarung yang depan aja yang diangkat Ki…..

          • ben diterUSke kiTmg Karto,
            kulo pamiT….!!

      • Suwun Ki, goro-goro pedhut marahi nabrak gapuro gandhok,….lho kok keceblokan rontal, alhamdulillah…

  33. Jebulane wis diwedar tho… Matur nuwun Pak Satpam

    • yen ngene, ki satpam pancen nggantheng tenan.
      matur nuwun.

  34. Matur nuwun Ki sampun ngunduh.
    Sugeng sonten.

  35. Bojleng – bojleng…

    Sakjane artine opo tho ..?

    • mben ndek aku nonton wayang kulit, angger Ki Dalang mementaskan buto/ raksasa ngamuk kuwi meti muni “he lha dalah bojleng-bojleng ……iso tak untal ha..ha”
      tapi mboh lah bener opo ra

  36. Dialog dengan SPG di pameran computer:… “Mba, mo nanya dong, “ENTER” ini maksudnya apaan sih?”.
    … SPG dengan sigap menjawab:
    “Kayanya untuk mempercepat program  Mas!”.
    “Mempercepat gimana maksudnya Mba’ ?”.
    “Ya biar lebih cepat kerjanya mas… kan kalau tulisannya
    “ENTAR” jadinya lamaaaaa!”=))

  37. Nuwun,

    Awignam astu namassidêm (Mugi linupútnå ing rêridhu).

    Sugêng dalu pårå kadang, Ki Sanak Padépokan pêlangisingosari.

    Di gandhok ini telah beberapa kali Punåkawan membaca kata-kata “bojlèng-bojlèng”; sepertinya kata-kata dengan mudahnya ditulis atau kalau diucapkan, terucap begitu saja, lepas dan bebas.

    Sakjané artiné åpå thå ..? Demikian salah seorang kadang bertanya.

    Penting untuk diketahui oleh sanak kadang, agar tidak menimbulkan masalah yang tidak menyenangkan dan salahpaham akibat kekurang-mengertian. Memang sebaiknya kata-kata itu tidak perlu diucapkan / ditulis bila kita tidak memahami makna dan artinya dengan benar. Apalagi disandingkan dengan kalimat salam: ……bojleng selamat pagi…… (???).

    Ki Bayuaji pernah wêdar pitutur: [On 7 Oktober 2010 at 05:14 cantrik bayuaji said: tentang laku budi dan kautaman batin:

    Luwíh bêcík åjå kojah amríh ora nandhang piduwúng.
    [Diam adalah emas].

    Demikian juga:[ On 18 Oktober 2010 at 10:25 cantrik bayuaji said: ] pitutur tentang Ajaran Budhi pada Masyarakat Sunda:

    Hade ku omong goreng ku omong
    [Perkataan itu bisa menimbulkan kebaikan atau keburukan; maka berhati-hatilah].

    Dari piwulang Ki Bayuaji terhadap Punåkawan dan para cantrik beliau (meskipun beliau lebih suka menempatkan beliau sendiri sebagai cantrik), Punåkawan mendapatkan ajaran tentang:

    KAGODHÅ DONYÅ, KUWÅSÅ LAN WANITÅ
    [disalin dari kropak ke-1211K. Seri Pertemuan ke-110. Pustaka pribadi Ki Bayuaji]

    Manungså kuwi jêbul pancén duwé nêpsu brangasan. Nêpsu iki bakal nyurung manungså kêlayu gêbyar. Péngin donyå brånå, panguwåså lan wanitå. Péngin mênang-mênangé dhéwé. Njur rumångså åmbå jangkahé, nggêdhêngkrêng lungguhé, êmoh mêdhun, têrus sok lali bibit kawit. Luwih-luwih yèn pêpênginan mau wis mbutå cakil, mêthakil, kêmêthak, lan såpå sirå såpå ingsun. Ora wurung njur péngin ngémpêri jagad.

    Kêkarèpan uripé tansah bojlèng-bojlèng prajågå bêlah jêjêgan iblis laknat, ngumbar håwå, nggugu karêpe dhéwé.

    Dalam pewayangan Butå Cakil yèn kêtêmu Satriya diréwangi sesumbar bojlèng-bojlèng prajågå bêlah jêjêgan, iblis laknat. Tapi apa yang terjadi?

    Nanging njur lali yèn satéméné wong sêsumbar iku duwé pêngapêsan. Dhéwéké yå Si Butå Cakil kuwi mati sêkå kêrisé dhéwé. Maksudé, kabèh mungsuhé dianggêp ora ånå apa-apané, rumangsané mung awaké dhéwé sing paling kuwat, landhêp siyungé. Nanging bar pêrang kêmbang, klumpruk. Kalah!

    Watak brangasan kasêbut biså mbludag, mârgå ing awaké kâsinungan nafsu warnå abang, kêdadéyan sêkå anasir gêtih. Bab iki asring kêmpêl dadi nêpsu amarah, sing biså mbrongot kêkarêpané såpå waé. Yèn klakon kêdilat gêni amarah, jiwané kobar, malik dadi angkårå murkå, luwih-luwih yèn lagi duwé panguwåså.

    Yèn wis duwé kalungguhan, lumuh kungkulan. Ånå sing nêdyå ngédan. Anèhé, sing ngédan mau sok malah biså dandan, ora kâwudan.

    Nafsu angkårå yèn wis umob, nggodhå, rosané ngungkuli gunung njêblug, lan ndayani wong péngin nyåkråwati mbaudhêndhå. Péngin numpuk råjå brånå.

    Lan sing paling mbêbayani wong mau malik sênêng ”sênêng yèn wong (liyå) sêngsårå”. Yen ånå wong liyå kêdhungsang-dhungsang, kêplok. Ngéné iki sok njalari ati têgêl, têgå, lan dêgsiyå. Dhéwéké asring awatak ” susah yèn wong (liyå) mulyå”.

    Mulå, ora mokal yèn ånå sing arêp ântuk kâbêgjan, sêrik, mrêkitik, njur sok nggunakaké nafsu bêjaté, nêkå-nêkå. Luwih nggêgirisi manèh yèn wong kasêbut wis kasèngggol ajining diri, rumångså bakal kâwiyak wadiné, sok gêlêm nékad. Gêlêm nêkak gulu, najan kudu nabok nyilih tangan.

    Mânåwå manungså wis kâbrukan båndhå lan kêlayu donyå, pancèn sok ndlêyå. Gêlêm tuku panguwåså lan dolanan wanitå. Dhéwéké gêlêm ngêjur-ngêjer dånå kanggo kulak wibåwå lan esêm ngujiwat wanitå. Dadi, kuwåså, wanitå lan wibåwå dikêrtaji-aji nganggo donyå, wani pirå, dudu wani ngåpå. Ing kéné drajat pangkat sêmat nikmat, wis njalari manungså tambah kêparat. Wong kasêbut sok kayungyun nikmat, éndahe kahanan.

    Gajêgé, anggêr åpå-åpå keturutan, utamané wong priyå, ora sêthithik sing lali lajêr uripe. Gampang kapilut têmbung manis manuhårå. Kâsêngsêm rupå ayu. Kêlayu lambé tipis, pipi nyêmburat abang måyå-måyå, ngêlayoni.

    ….

    Ki Sanak pårå kadang padépokan pélangisingosari ingkang dahat kinurmatan, månggå samyå katiti, kaêsti kanthi wêninging ati.

    Kêparêng

    Punåkawan
    Anggårå Kasih, 19 Okt 2010M — 12 Dhul Qodah 1431H

    • mangga2 ki Punakawan,

      matur nuwun atas Piwulang ki Punakawan malem ini
      he2, nuwun sewu APA ada terjemahannya ki…??

      kebetulan basa JAWA cantrik isih grotal-gratul,
      kadang nyambung…kadang malah belom putus-putus
      NyaMbunG.

      selamat malam ki,

      • Nuwun

        Terjemahan bebas:

        KAGODHÅ DONYÅ, KUWÅSÅ LAN WANITÅ
        Tergoda Harta, Tahta dan Wanita

        Manusia memiliki nafsu serba ingin mewah dan terkenal. Manusia cenderung selalu ingin nampak megah. Ingin diakui keberadaannya. Ingin memiliki kekayaan yang tak terhingga (Harta), kekuasaan yang tak terbatas (Tahta) dan kenikmatan duniawi lainnya, (Bagi pria tentunya istri yang cantik, dan tidak hanya satu (Wanita).

        Selalu ada keinginan bahwa dialah yang paling benar. Dialah yang paling kuasa, paling kuat, mentang-mentang. Pada akhirnya bila selalu diikuti kemauannya manusia akan menguasai dunia.

        Laksana si Butå Cakil dalam dunia pewayangan. Si Butå Cakil telah mengumbar hawa nafsunya dan takabur. Sesungguhnya si Butå Cakil tergolong orang-orang yang sombong yang selalu menganggap rendah lawan bicaranya, merasa dirinyalah yang paling kuat, paling kuasa, paling kaya, paling tampan, paling berani, dan sebagainya. Sikap seperti ini digambarkan ketika si Butå Cakil sesumbar: “bojlèng-bojlèng prajågå bêlah jêjêgan iblis laknat

        Watak serba ingin menang ini, disifati dari adanya jiwa yang angkara murka, lebih-lebih lagi kalau memiliki kekuasaan.

        Seseorang yang mempunyai watak seperti tu bila memegang atau memiliki kekuasan, akan dihinggapi sifat nafsu yang serakah, mudah marah dan angkara murka, Dia tidak mau orang lain menjadi pesaingnya.

        Dia menghendaki segalanya, meraih apa yang diinginkannya tanpa memperdulikan bagaimana dia dapat meraihnya (misalnya meraih untuk menduduki suatu jabatan tertentu dengan cara yang culas).

        Dia menumpuk-numpuk kekayaan, tanpa memperdulikan bagaimana cara dia memperoleh kekayaannya itu (misalnya: korupsi).

        Sebagaimana orang yang mempunyai sifat takabur, orang ini senang bila melihat orang lain susah dan susah bila melihat orang lain senang.

        Dalam kisah di Kitab Suci Agama Sawawi Islam, tatkala iblis menggugat kepada Tuhan karena ketidak-senangannya terhadap Manusia Pertama Adam:

        Pada saat Tuhan perintahkan untuk bersujud kepada Adam, Iblis menolak dan membantah . Dia menyatakan bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena dia dibuat dari api padahal Adam dibuat dari tanah. Menurut Iblis, api lebih baik daripada tanah, jadi dia menolak untuk bersujud. Iblis dikutuk sepanjang masa oleh Tuhan akibat kesalahan dan kesombonganya

        Adalah contoh paling tepat untuk menggambarkan sifat orang yang disebut “bojlèng-bojlèng prajågå bêlah jêjêgan iblis laknat.

        Itulah mengapa si Butå Cakil menyebutnya: “bojlèng-bojlèngdan iblis laknat. Watak bojleng ada pada iblis laknat.

        Kêparêng

        Punåkawan

        • O….
          dadi isin aku….

          bojleng bojleng, eh maaf.

          Memang betul ya, “sebaiknya kata-kata itu tidak perlu diucapkan/ditulis bila kita tidak memahami makna dan artinya dengan benar.”

          • Bojleng2 bojo boneng
            Tiwas ngganteng bojo durung eneng

            Bojleng2 waru doyong keong racun
            Eneng2 lagi nyanyi ndangdut njaluk diracun..eh..disun

  38. Sugeng dalu Ki Ajar pak Satpam,
    ngendikanipun Ki Pandanalas, kala wau Ki Seno paring pitungkas menawi panjenengan dipun dhawuhi enggal2 mbikak gandhok 37 amargi Ki Menggung YuPram tuwin Ki Menggung KartoJ sampun rawuh ngasta klasa, (klasane klasa pandan).
    menawi mBOten lepat, Ki Menggung kekalih badhe sesarengan dolanan dhakon wonten gandhok enggal.

    wes mBuh kono, basaku mbener pora…..!!!!!

    • Hiikks, cantrik ra MELu2…ndak diSATRU pakDe
      SATPAM….!!??

  39. nGGer Satpam said:
    Sakjane yo durung wancine medar rontal, soale komen sik 94, ingukan sik 1382.

    Sarehne komen wis teko 115, ingukan wis luwih 1500, hlhlp-037 tak wedar sesuk uthuk-uthuk.

    Widura replied: Matur Suwun yen Mekaten

  40. Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,
    Teng …..,

    ya ngene iki, nek rontal diwedar awan terus pada ndeku nyiau rontal, terus ora ana sing ronda.
    Adem-adem, jaga pos dewekan, nasib…..

    • Ki Panji (P) Satpam, kula kancani Ki
      Sugeng enjang

      • he he …, sugeng enjing Ki
        dereng sare menapa nembe wungu?
        pamit rumiyin, sampun ngantuk niki.

    • Tenang Paklek, ade gue yang nemenin, sukur-sukur ada miss nona atau dek Padmi

  41. Podo ndelik kabeh opo podo ketutupan Kabut-e Panembahan Edan?
    Aku di jarno dewekan tanpo hlhlp-037

    “Ku ku ru yuuukkkkkkkkkkkkkkk 10x
    Petok … kok kok petok ….. Aku wis Nelek lencung … mau bengi wetengku senep ….”

    Bangun Kisanak ….. Sugeng enjanh nGGer Satpam,
    Ki Arema (yang sedang menenggelamkan diri dalam kesibukan atau sedang mesu diri, Ki Ismoyo sing sedang suuuiiibuuukkk puolll …. hiks …

    • Celamet sore ki widura, apa kabar di LA.
      Heibaat teunaaannn, Ki Widura dapet mancolo putro mancolo putri, dan sakniki mancolo pitik jago.
      Ku ku ru yuuukkkkkkkkkkkkkkk 11X
      Ki Widura 10X
      Jagoku 11X kluruknya.
      Celamet sore Ki Widura……

      • Sampun wungu menopo dereng sare?
        Kok Tumben absennnn

        • awas….manuke ki Ronggo wis manggung…tondho njaluk jatah…diloloh

  42. mangan watu campuri kweni…(rompal kabeh untune)
    telu pitu dak enteni…

  43. Sugeng enjing Ki Satpam.
    Sugeng enjing kadang cantrik/mentrik sedoyo.
    Ngisi daftar hadir.

    sret.. sret.

  44. P. Satpam gandok enggal, dibukak jam pinten?.

  45. BUMN yang mau menawarkan saham bulan November ini
    1. Bank BNI (right isue)
    2. PT Krakatau Steel (KS), IPO.

    Hayo sopo sing arep investasi.

    • kulo ki…
      kulo mboten paham…

      bojleng-bojleng …

  46. Assalamu’alaikum, selamat pagi

    • Wa’alaikum salam, pagi juga…!!
      melu mBonceng sampe ke rumah JURAGAN Ni.

      wara-wiri PAGI :
      pakDe SATPAM arep mBUKA gandok, maju-mundur
      ngalor-ngidul-munggah-mudun….BinGGGung !!

      diBUKA esuk, sore do nagih WEDARan…he-hee
      diBUKA siang, dibilang purik-an, ngamBek-an.

      yo wes…!!
      “KUNCI GEMBOK tak TINGGAL ning POS SATPAM”
      diJupuk ra diJupuk terserah para kadang….

      • balapan NjUPUK….lha POS-e kok di kunci pakDe,

        cantrik kena diKERJAI pakDe SATPAM… 😀

        • ..Njenengan kliru Ki…itukan Kantor Pos !…

          • Slamet2…bukan kantor KUA,

    • bojleng-bojleng Non….

      • ..mbonceng !..mbonceng !..Non…

        • Cespleng-Cespleng Non….

          • Gayeng_gayeng Non……

          • Goyang..goyang Non…

            hikss…

          • Hikss, apaan tuch…!! Ki Kartoj, kalau mo mbonceng jangan goyang goyang atuh nanti jatuh.. eit eit awas…

          • lha kok pada GULAT ning
            kene…eh kleru ding !!

            Sulap-Sulap Non…hikss

          • Ki PA (nggak enak banget manggilnya) ntar kalau dah panen jagungnya kirim2 ke bogor yach..

          • belum dibersihin Ni…masih banyak rambutnya…

          • he he …

            manggile ojo ki PA..tapi Kakang Pandan ….

            jagung nggo Nona ? mesthi dak anterke dewe..sak uwong2e..

            (wis terbukti tho jagungku nggae sakaw…)

  47. suwepine rek….

    suwung koyo alas gung liwang liwung

    Nyanyi sek :

    Untuk apa kau berikan aku benang yang kusut
    Sementara diriku harus membuat kain .. kain yang halus
    Untuk apa kau hidangkan aku cinta yang kalut
    Sementara tanganmu telah engkau berikan.. pada yang lain

    Sungguh teganya dirimu teganya teganya teganya teganya ….
    Oh pada diriku


Tinggalkan Balasan ke bancak Batalkan balasan