HLHLP-048

sebelum>>| awal>>| lanjut>>

Laman: 1 2 3 4 5

Telah Terbit on 12 November 2010 at 00:01  Comments (112)  

The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/hlhlp-048/trackback/

RSS feed for comments on this post.

112 KomentarTinggalkan komentar

  1. Monggo!

    • MER-JI

  2. Nuwun sewu Adi Pandanalas,

    Rombongan, nyuwun ngapunten menawi mboten mampir, menawi piyambakan tamtunipun mampir.

    Sanes wekdal, rejaning jaman mbok menawi saged sowan dalemipun adi Pandanalas. Nuwun.

    Waduh……
    ngapunten Ki Ismoyo, komenipun dipun cegat kalian Pak Spam (sanes Pak Satpam).
    Iseng-iseng ningali spam, lha kok wonten komenipun Ki Is.
    Monggo

  3. Hadir nomor piro wae

  4. Nuwun. Sugêng énjang pårå kadang, sugêng tindak makaryå. Karahayon ingkang tansah pinanggih

    punåkawan

  5. Selamat pagi,
    antri di no. 5.
    matur nuwun dah unduh.

  6. nomer siji…liyane aja pada meri
    nomer loro…aja gela-gelo
    nomer telu…ora marga melu-melu
    nomer papat…kudu kebat kliwat
    nomer lima…ya wis kudu ditrima
    nomer enem…wah isih rada marem….

    • nomer pitu.…wah kapan dipek mantu

      • Nomer wolu … pingin mangan ora kolu..

        • Nomer sembilan … baca rontal suka ketinggalan

          • Nomer sepuluh……
            jarene nJaluk imbuh.

          • Nomer sewelas …
            Carane njaluk Memelas

  7. Sugeng enjang para kadang padepokan, Kulo nderek absen enjing.

    • Monggo, Ki …
      Asmane kok sae saestu ….
      Menawi ngangge boso jawa ngoko …
      Pripun nJih?

      • BonDes … : Bocah nDeso

        • Kadosipun Ki Pandan Alas kagungan gandhok wiyar kangge nyimpen kosa kata engkang kathah. Mugi-mugi mboten kawratan bilih paring dumateng kito wargo padepokan.

          • nyuwun sewu nek mboten pas anggen kulo NGOKOAKEN Lare nDusun …

            tapi rak sami remen tho ..?

            wonten maleh : BOKEB === bocah Kebon

          • Asal aja “bedes”, …. artine ora apik.

          • “bedes” niku nek maem lombok

          • berarti..bedes kepedesan..?

          • bedes : beby ndeso

  8. Pitik walik diuber maling
    Tapi sayang dijogo Satpam
    Yen ono mentrik sing rodho kempling
    Mesthi disayang ro Pak Satpam

  9. sugeng enjing
    sugeng jum’at, poro kadang

  10. Assalamu’alaikum,
    absen dihari jumat..
    kalau sabtu dan minggu nitip absenan wae ma Ki Pandan xixixi

    • we lah … giliran weekend…karo wong liyan..

      • Xixixi, ono sing nesu…

  11. hadir

  12. Kalau Ki Pandanalas punya “dongeng loetjoe”, punåkawan pun punya dagelan. Begini ndagelnya:

    Pagi hari ketika Tambur sedang asyik-asyiknya baca koran di teras rumahnya, Susi istrinya mengendap-endap dari belakang dan kemudian memukulkan wajan ke kepala suaminya.

    Tambur: “Apa-apaan kamu ini??!! Kenapa kepala gua dipukul?
    Susi: “Eh, tadi waktu cuci celanamu, aku ngeliat ada nama Siska di secarik kertas. Siapa dia? Kamu selingkuh ya?!!!

    Tambur: “Oooohhh…itu. Inget ‘kan waktu aku ke lomba pacuan kuda minggu lalu? Nah, Siska itu adalah nama seekor kuda. Aku bertaruh untuk kuda itu!

    Susi kayaknya puas dengan jawaban suaminya. Ia kemudian meminta maaf pada suaminya dan kembali memasak di dapur.
    Keesokan harinya Tambur kembali membaca koran di ruang tamu.
    Diam-diam Susi mendekatinya dan — lagi-lagi- memukul kepala Eko dengan wajan.
    Tambur: “Ada apa lagi, hah????!!!!!
    Susi: “Barusan kudamu nelpon!

    Nuwun, sugêng siyang

    punåkawan

    • Ha..ha..haaa…kuda2an donk !

    • Ha ha ha, ….. kuda rambut pony ye?

      • xixixi hiks…

  13. Ki Pandan Alas, kulo kinten wargo padepoken sami reno ing penggalih bilih pinaringan simpenan kosa kata saking Ki Ageng soho sesepuh sanesipun kangge nambah wawasan kito

    • kulo namung caplok sono cuplik sini koq Le (undang2ane Lare2)

      sing kawastanan pustokowan meniko ki BayuAji dalah Punakawanipun, kakang Truno, kakang Ismoyo, ki Ajar Sengkaling dalah Satpame…

  14. Nuwun

    “Khutbah” Jum’at (Sukrå) Wagé 12 Nov 2010

    ÅJÅ DUMÈH ÅJÅ KAGÈTAN, LAN ÅJÅ GUMUNAN

    ÅJÅ DUMÈH. [Jangan mentang-mentang].

    Falsafah hidup åjå dumèh mengajarkan kepada kita sikap rendah hati dan têpå slirå. Dalam sebuah masyarakat yang terdiri dari beragam status sosial, kesenjangan seberapa kecilnya pasti ada. Ada yang miskin ada yang kaya.

    Ada yang pintêr ada yang nggak pintêr, ada juga yang cakep dan kurang cakep. Sikap åjå dumèh berperan dalam memelihara kerukunan dan tenggang rasa dalam interaksi sosial di kehidupan sehari-hari.

    Sikap åjå dumèh ini bersumber dari kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipanNya, yang sewaktu-waktu dapat diambilNya jika kita tidak mampu menjaga amanahNya. Jadi apanya harus dibanggakan?

    Dalam praktek keseharian, sifat “dumèh” ini dikarenakan kita merasa ‘lebih’ dibandingkan orang lain, dumèh sugih (mentang-mentang kaya), dumèh duwé pangkat (mentang-mentang berpangkat), dumèh kuwåså (mentang-mentang kuasa), dumèh pintêr (mentang-mentang pandai), dll.

    Bukan berarti kita tidak bersyukur terhadap pemberian Tuhan atas kelebihan yang kita dapatkan, tetapi hendaknya kita menyikapi kelebihan tersebut sebagai sebuah ‘amanah’, yang dibalik semua itu kita memiliki kepercayaan Tuhan yang telah memilih kita, untuk menitipkan keberhasilan tersebut demi tujuan pengamalan terhadap sesama.

    Kelebihan-kelebihan yang dimiliki semata adalah milik Tuhan dan karena itu kita dengan tegas harus bersikap åjå dumèh, karena dengan kelebihan tersebut kita tetap memiliki tugas di mata Tuhan.

    Ajaran ini menghindarkan kita dari sifat sombong, takabur, mau menang sendiri, dan lebih berintrospeksi serta mawas diri lebih dalam lagi.
    Bukankah iblis diusir keluar dari surga karena watak dumèh ini, iblis merasa lebih unggul daripada manusia.

    Beberapa sikap åjå dumèh yang berguna untuk menjaga kita agar selalu mawas diri dan rendah hati dalam berinteraksi, di antaranya:

    Åjå dumèh ayu têrus kêmayu. Aja dumeh bagus têrus gêmagus
    (Jangan mentang-mentang cantik/tampan, terus merasa paling cantik/tampan).

    Sikap kêmayu atau gêmagus adalah sebuah sikap yang berlebihan di mana menganggap diri paling cantik/tampan sedunia. Merasa bangga diri karena menjadi pusat perhatian, “lha wong paling ngganthêng jé”.

    Sikap ini sangat dekat dengan kesombongan dan takabur. Yakinlah wong sing kêmayu/gêmagus iku ora bakal disênêngi liyan. Orang yang merasa paling guaanthêng or ayu moblong-moblong tidak akan disukai oleh orang lain.

    Åjå dumèh sugih têrus sêmugih.
    (Jangan mentang-mentang kaya, terus bersikap sok kaya).

    Penyakit sêmugih sering menjangkiti perilaku kita terutama pamèr dalam menggunakan harta. Belanja jor-joran tidak lagi berdasarkan kebutuhan, namun semata memuaskan nafsu keinginan belaka. Merasa dengan membeli dan memamerkannya kepada orang lain, tetangga dan saudara akan menegaskan status sosialnya.

    Bukankah orang yang suka memamerkan harta bendanya termasuk yang tidak disukai Tuhan. Sikap ini condong kepada sifat loba, riya’ dan boros.

    Åjå dumèh pintêr têrus kêminter.
    Sikap kêmintêr adalah kita merasa lebih tahu dan menguasai suatu masalah daripada orang lain.

    Merasa lebih tahu segala persoalan. Sikap kêmintêr ini menutup pendengaran dan hati kita dari pendapat atau nasehat dari luar. Perilaku kêmintêr membuat kita meremehkan orang lain dan tidak bisa menerima jika ada yang lebih mumpuni daripada kita. Sikap ini sangat dekat dengan egois dan keangkuhan.

    Åjå dumèh mênang têrus sâwênang-wênang.
    Ini tentunya berlaku untuk mereka yang memenangkan dan mendapat kepercayaan orang banyak (rakyat) untuk mengatur suatu organisasi (termasuk pengertian di sini adalah: Negara, Kota, Propinsi, bahkan dusun/desa).

    Sebuah kemenangan menjadi seorang penguasa berarti terpilih oleh rakyat untuk mengemban amanat mereka. Itulah alasan mereka berkuasa. Seharusnya mereka berpikir dan bekerja dengan semboyan apa yang bisa saya berikan kepada rakyat, bukan apa yang bisa saya ambil dari rakyat.

    Bukannya kalau sudah berkuasa justru kemudian mengambil paksa hak rakyat. Sikap sewenang-wenang dekat dengan sikap zalim.

    Ingatlah bahwa donyå iku mung kanggo mampir ngombé. Sebuah episode yang sangat singkat dari perjalanan panjang hidup kita. Hidup yang sejati adalah yang di akhirat nanti.

    Di dunia ini, segala sesuatunya bersifat fana, pasti berawal dan berakhir. Manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah, meninggalkan harta, jabatan dan gengsi yang tidak akan menolongnya dari hisab hari akhir. Jadi mengapa harus membanggakan sesuatu yang fana?

    ÅJÅ KAGÈTAN. [Jangan mudah terkejut/terperanjat]

    Hal ini mengajarkan kepada kita agar menjadi manusia yang sarèh, sabar, teguh dan kuat. Apabila kita ‘kagètan‘ maka kita akan mudah ‘patah’ oleh hal-hal yang sêpélé.

    Misalnya kita akan mudah histeris apabila menerima kabar yang menyedihkan, menggembirakan, menjatuhkan. Åja kagètan juga mengajari kita untuk bijaksana dalam kesabaran, agar dalam bermasyarakat kita bisa menyatu atau berbaur dengan semua lapisan, pandai membawa diri, dan tidak ‘over acting’.

    Åja kagètan mengajarkan agar kita secara perlahan memiliki ketahanan mental, sehingga dalam situasi yang terburuk sekalipun kita memiliki kekuatan dan keteguhan hati.

    Nasihat ini juga mengandaikan pengetahuan bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari perilaku dan perbuatan kita sendiri. Keinsyafan bahwa hidup di dunia ini dikuasai oleh peradilan gaib yang abadi, menjadikan kita sabar dalam menghadapi gejolak kehidupan.

    ÅJÅ GUMUNAN. [Jangan mudah heran]

    Nasehat ini dimaksudkan agar kita sebagai manusia tidak mudah heran apabila melihat ‘kelebihan’ yang bersifat duniawi, yang mana segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara.

    Manusia lemah adanya, segala sesuatu hanya titipan dari Yang Maha Kuasa, sehingga kita diajarkan untuk memiliki ketenangan hati dan bathin dan tidak mudah heran oleh segala yang bersifat mengumbar nafsu.

    Kebahagiaan dan nasib baik seseorang adalah anugerah Yang Maha Esa, sesuai dengan kesungguhan hati penerimanya. Seorang yang tidak mudah heran/takjub menyadari bahwa ia adalah makhluk ciptaanNya.

    Permohonan kepadaNya selalu disertai kesungguhan hati, kejujuran, dan usaha yang tak kenal menyerah. Keberhasilan dan keberuntungan disyukurinya sebagai anugerah Tuhan sehingga tak pernah menjadikannya iri terhadap sesamanya.

    Apabila kita dapat menahan diri, tidak heran melihat kilau dunia, dan kita hanya fokus terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, minimal kita tidak akan merusak ibadah kita dan kesabaran kita menerima hidup.

    Bukan berarti kita harus pasrah bongkokan menerima keadaan dan kekurangan dengan pasif, tetapi kita dapat secara positif berjuang dengan tenang dan kita dapat merasakan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita sendirian, melainkan selalu ada pendampingan dari Yang Maha Kuasa terhadap apapun yang kita hadapi.

    Nuwun, sugêng siyang ndungkap sontên

    punåkawan

    • Oalah, gumunan iku artine mudah heran thok?
      Wah perasaan perbendaharaan bahasa jawanya ndak nambah2 nech, biasanya Ki Pandan suka ngajarin, sekarang dah males tuch… ngebon jagung terus sech…

    • Mohon maaf ada kesalahan teknis, penulisan “bold” yang sangat mengganggu.

      • ????
        sing pundi to ki
        😛

        • Alhamdulillah, matur nuwun Ki Panji Satriyå Pamêdar.

          Lha nggih niku sing pundi ?????

    • Sugeng dalu Ki Punakawan BA,
      keparenga nyuwun uninga, punapa ular2 ingkang edi peni punika salah setunggaling piwulang saking Ki Ageng Suryo Mentaraman ingkang pinarak wonten ing Salatiga ?

      matur nuwun.
      (inilah enaknya punya sedulur yang bagaikan ensiklopedia hidup, bisa menanyakan segala hal.
      akan tetapi……apabila saya mau menanyakan ngelmu enteng jodoh buat kadang saya Ki Pandanalas, apa ya Ki Punakawan bakal kersa maringi..???)
      he…he…he…yg terakhir 100 % gojegan.

      • Mas Gembl iki lho senengane ngece … Padahal pandanalas niku estu mpun kece lho

        • Kasinggihan Ki,
          kece tur kagungan (wit) jagung hibryd.

          • Sugêng dalu Ki Gembleh

            1. Pitutur åjå dumèh, åjå kagètan, lan åjå gumunan.

            Berasal dari trah Mangkunegaran yang dipopulerkan oleh KPAA Mangkunêgårå III (penguasa Kadipaten Mangkunagaran Surakarta dari tahun 1835 sd 1853). Beliau merangkum ketiganya dalam bentuk nasehat yaitu: “têmên, mantêp, gêlêm, nglakoni, åjå dumèh, åjå kagètan lan åjå gumunan” (Insya Allah pitutur têmên, mantêp, gêlêm, lan nglakoni akan diwedar kemudian).

            Tetapi sejauh pengetahuan punåkawan, kalau ditelusuri dari mana asal muasalnya, beberapa sumber sejarah menyebutkan sudah ada sejak zaman Mataram Lama (Mdang — ketika Mataram masih di wilayah Jawa Tengah sekarang); ada juga berpendapat diduga berasal dari wangsa Syailendra yakni dinasti raja-raja Sriwijaya ketika melakukan ekspansi ke tanah Jawa dalam pembangunan Borobudur, mungkin formulanya tidaklah sama persis.

            2. Bab “ngèlmu ènténg jodo” kagêm kadang kulå Ki Pandanalas.

            Terus terang “takut kualat”; Kulå picados bilih Ki Pandanalas punikå kagungan ngèlmu kadigdayan yang nggêgirisi mênawi perkawis “ngèlmu ènténg jodo”, cuman beliau itu lêmbah manah tur kécé, jadi belum mau menggunakan aji pamungkasnya, kalau belum diperlukan banget. He he he.
            Sugêng dalu Ki Pandanalas, saya tunggu “ndagêl loêtjoênja” lagi.

            Demikian Ki Gembleh, mudah-mudahan berkenan.

            Nuwun

            Punåkawan

          • Matur nuwun Ki PBA.

  15. nderek hadir sekejap..
    sugeng sonten..
    🙂

  16. Sugeng dalu P. Satpam,
    Nuwun sewu sedinten mgoten saget sowan.

  17. Sugeng dalu Ki Sanak sedoyo.
    Nice week end

  18. dinten meniko ingkang diwedar ongko pinten Pak Satpam

    • Nomor 47, di kantong Pak De Widura tuh!

  19. nguwantuke puwwölll tenan….

  20. matur sembah nuwun Pak Satpam

  21. Matur nuwun Ki Ajar pak Satpam,
    nanging ingkang 47 kok taksih macet nggih…?

    he…he…he……
    sekedar upaya ngogrok.

    • Nek bocah pacaran, diwe(neh)i ati ngrogoh kathok, …. he he he, ………
      Ora pareng dukoooo!!!

  22. @Kaki Puno, …… di artikel Dewi Matahati, … Raden Mas Said kemudian bergelar KGPAA Mangkunêgårå I. Berarti Mangkunegara IV yang mendapat Bintang Maha Putra RI kemarin itu Wayah Buyutnya beliau ya Ki? Nopo Ki Puna kagungan sejarahipun KGPAA Mangkunegara IV ki? Matur nuwun.

    • Insya Allah Ki.

  23. Assalamu’alaikum, selamat malam..nyantai sambil ronda, yg biasa jaga mami dah berenti lagi, haduh sorangan deh jadinya….

    • Wa-alaikum….salam
      gue mau ngelamar, nungguin maminya,diterima atau diterima ????

      • Matur suwun mas Kompor kerso nglamarke kangge kulo

  24. Dherek absen

  25. hari ini kunanti janji Pak Satpam

    • Janjian malem minggon kok ame sesama Cowok Ki Bancak?

  26. Assalamu’alaikum wr wb,
    Pagi ini Bekasi agak redup, sehingga udara terasa sejuk. Jalanan masih terlihat becek setelah diguyur hujan semalam. Biasanya kalo hari panas, ….. udara penuh debu terasa menyesakkan nafas, ….. tapi dengan sisa-sisa hujan yang membasahi persada pagi ini telah menyegarkan suasana hari nan cerah.
    Bang Muis dengan gerobak kopyornya telah siap mangkal di depan Kios Busana H Banu. Walopun tubuhnya terbilang kecil, ukuran normal orang Indonesia, ….. tapi kiprahnya di kehidupan dunia ini sungguh luar biasa. Bayangkan, ……. dari Jam 8.00 pagi hingga Jam 9.00 malam dia melakukan semua aktivitasnya. Belum lagi ditambah persiapan gerobaknya sejak jam 7 pagi mengisi gerobaknya, dan nanti mengosongkannya dari jam 9.00 hingga jam 10.00 malam. Tanpa jeda setiap hari dia dengan khusuk melakukan pekerjaannya.
    Duda cerai beranak dua ini, ….. kini masih menanggung satu anak usia belasan tahun yang masih Kelas 6 SD. Anak pertamanya kendati masih remaja tetapi sudah kawin dan hidup mandiri.
    Lima belas jam, 7 hari dalam seminggu, dia membanting tulang guna mencukupi biaya hidupnya. Sebuah kamar kos yang dihuni berdua anaknya, biaya sekolah dan perlengkapannya, biaya makan dan jajan anaknya, …. semuanya dipikul dengan ikhlas.
    Alhamdulillah, ……. dia tidak pernah berputus asa. Kalo perasaan gamang menghadapi masa depannya pasti ada. Tapi putus asa, ……. ada mungkin tapi begitu banyak orang di sekitarnya yang men-suport dia, …. sehingga terhindarkan dari perasaan itu. Yang ada malah rasa kepercayaannya yang semakin besar kepada Yang Maha Agung. Tambahan penghasilan dia dapatkan dari orang-orang yang emphaty kepadanya. Gerobak dan kopyor yang dia perdagangkan itu milik Ibu Mursidah, dia berjualan di depan Kios Haji Banu secara cuma-cuma. Bahkan karena dia sekaligus menjadi penjaga keamanan toko Haji Banu, maka tiap bulan dia menerima honor meskipun sedikit. Kemudian karena dia hidup dilingkungan masjid yang punya sekolahan, maka pihak sekolah menggajinya sebagai penjaga keamanan sekolah. Dan karena di tempat dia berdagang ada lapangan yang banyak dipakai parkir, ….. maka beberapa kendaraan terkadang memberi uang parkir kepadanya.
    Shalat 5 waktu, ………. jarang dia tinggalkan. Hanya shalat subuh berjama’ah yang diakuinya sering ketinggalan. Yah maklum, …… dia bekerja hingga larut malam seharian penuh. Tapi ketinggalan shalat subuh berjamaah tidak berarti tidak shalat subuh bukan? Belum lagi urusan rumah tangganya seperti mencuci, membersihkan rumah, dan menyiapkan makanan.
    Woowww, …… mampukah aku seperti dia???? Walau begitu tak pernah ia menyesali nasibnya.
    Di hari Pahlawan kemarin saya pengin usulkan dia menjadi seorang “PAHLAWAN KEHIDUPAN”, ….. tapi sayang saya terlambat menyampaikannya. Biarlah nanti di alam langgeng Gusti Allah sendiri yang menyematkan Bintang Maha Putra Utama di dadanya, atas pengabdiannya yang tulus ikhlas menjalani kehidupan yang sementara. Amien.
    Bekasi, 13 November 2010

  27. Absen awan2 sinambi meresapi kisah pahlawan kehidupane Mas Trun

    • Melu meresapi. Bukan meres sapi lho yaaa

      • Monggo kakang….kadosipun langkung echo meres lentunipun…hiks
        Sugeng siang

    • Paring pa, ….. paring pa, …… buat beli sapi!
      Hah beli sapi? Buat korban apa, berapa tahun udah ngumpulin duit buat beli sapi?
      Duitnya buat beli ‘sapi’ring nasi pa!

      • Huwahahaha….lutuwe…Mas Trun ancene lutu…

        Mas, nek dinten setu-minggu mentrike podho ngilang…nopo nembe angkrem njih…?

      • Wah menawi mentrik onten Padepoanipun Ki Djojo’s, …….. monggo ngendiko piyambak kalihan Ki Ajar. Menawi boten klentu Cantrik lan Mentrik wonten Padepokan Djojo’s pancen boten dipun sedia’aken barak, milo meniko menawi ndalu sami wangsul. Nate wonten kedadosan Turangganipun Cantrik wonten ingkang bade nyolong, lajeng dipun bujeng dening Ki Ajar kanti rog-rog asem, nanging si maling kelajeng ngedalaken senjoto rahasia, ….. paser alit, ngengingi samparan Ki Ajar.
        Kocap kacarito Ki Ajar lajeng dawah nggeblag bantolo, ……. lajeng pikantuk pitulungan saking tanggi tepalih lajeng dipun obati dening Ki Tanu Metir.
        Lah udah ya capek ngomong kromo inggilnya.

        • Mbok ngangge boso Padminiah kemawin Mas

        • Ilmune Padminologi.

  28. Assalamu’alaikum wr wb.,
    Sugeng sonten Ki Ajar Senopati, Ki Panembahan Ismoyo, Ki Punokawan, Ki Panji Satrio Pamungkas, Poro Menggung, Poro Ronggo, Poro Panji, Poro Lurah, Poro Cantrik, Poro Mentrik, Poro Manuk, Poro Kaki, Poro Nini, Kakange, Mbekayune, …… khusus Ki Pandanalas, penjaga regol padepokan, dan Nini Miss Nona Penjaga Malam Padepokan.
    Apa kabar semuanya??????
    Semangat Pagiiiiiii!!!

    Aja turu sore kaki,……
    Ana Satpam nganglang gandok, …….
    Nyangking bokor wedaran,……
    Isine HLHLP papat pitu, …….
    Aja nganti klalen, ……
    Kebanjur nendro, …….
    Mengko ora keduman, …….
    Esuk-esuk langka jaburan.

  29. Nuwun

    Dia adalah seorang “tokoh”. Penjual bakso. Warungnya kecil saja, berada di depan rumah kontrakannya. Warung itu laris; bakso, ketupat, krupuk dan es kelapa muda. Suatu komposisi yang indah dan serasi. Beristri satu, seorang “wanita karier” buruh cuci dan anaknya tiga orang, semuanya sekolah. Biayanya?, ya, dari warung kecil itu. Biaya sekolah dari situ. Biaya hidup dari situ. Mereka hidup tentram.

    Ketika ditanya: “Apa doamu sehabis shalat?.”
    Ia menjawab dengan polos: “Saya serahkan hidup ini pada Tuhan.”

    Warungmu maju. Apa rahasianya?
    Tidak ada. Semua terserah Tuhan.”

    Anak-anakmu sekolah. Apa rencana untuk mereka?
    Semua saya serahkan Tuhan.

    Maksudnya?
    Saya orang bodoh, tidak tahu apa mereka bisa jadi pegawai, buruh, atau tukang bakso juga. Saya percaya, Tuhan Mahapengatur. Jadi, semua terserah Tuhan.

    Apa yang kita dapat dari “dongeng” Ki Truno tentang “Bang Muis dengan gerobak es kopyornya” dan “tukang bakso” di atas?

    Tukang Bakso dan Tukang Es Kopyor itu adalah jenis manusia yang belum dirusak dan terkontaminasi oleh sistem jahiliah yang semakin marak sekarang ini.
    Ia masih murni. Bang Muis si Tukang Es Kopyor, Sang Tukang Bakso, dan istrinya Si Wanita Karier Buruh Cuci itu, iman dan taqwanya masih murni, dan total.

    Mereja memegang teguh keikhlasan, dan ini tidak semua orang mampu memilikinya.

    Nuwun, sugêng dalu

    punåkawan

  30. Assalamu’alaikum, selamat malam minggu everybody,
    Ki TruPod, aku melu ngabsen, dgn sekilas info bahwa mbogor hujan ntik rintik sampai sah basah ta’iye.
    Mong ngomong,boso jowone barblas ra ngerti kabeh, hiks..

    • Wa’alaikumsalam…

      Ngisi absen sak ngisore miss NN ahh… sinambi ngincipi sangu Mal Mingg saka P. Satpam.

      • Neng ngisore miss nona ah…eh…jebul ono mas Thole

        • Sugeng enjing….

          nyuwun ngapunten Ki PA, kedhisikan njejeri miss NN

  31. Malem minggu tiada arti
    Bagi orang yg tak berarti
    Apalagi klo sdg jatuh hati
    Cuman sayang orangnya jaim

    • sakaken rek….

    • Uwo Pandanalas, mBoten pareng ngresula.
      mangke jodone tambah ngadoh lho Wo…..!

      • Iya lho..
        harusnya bersyukur lho, karena masih bisa jatuh hati.
        Coba kalau sudah tidak bisa jatuh hati

        halah…, apa ta iki…, embuhlah…. ora reti

        • Yo ngene iki Ngger..maklum wis S3

    • Malam Minggu jarang ada HotMa dalam BIS KOTA Sementara sudah melewati Halte-46, hiks ….
      Yes wis kueeeseeellll ya mudun Kang! Lungo Star Buck wae …

      • Selamat siang Pak De
        Saya sudah nguantuk puollll, mancal kemul duluan.

      • Lho apa 4848 lewat lagi?

  32. No urut 82

  33. P. Satpam : “Hari ini cukup satu rontal saja, rontal terhutang (047) diwedar besok untuk bekal malam mingguan”

    Rontal terhutang (048) diwedar untuk bekal malam punapa P. Satpam?

    • bekal malam senin.
      sampai jam segini, jumlah “cantrik” yang kumpul belum cukup banyak, menunggu tercapainya kuorum, untuk hari sabtu dan minggu 1000:50 (1000 kunjungan dan 50 komen).

      • wah…. lha pada berkunjungnya langsung ke gandok 49….

        Jebul aturan kuorum taksih berlaku tho.. hiks…

      • Hitungan skala peta ngih pak Mas Satpam…

      • Pa kabar Ki Loyo? Lama gak ngisi daftar absensi!

  34. meniko komenipun sampun kliwat pak Satpam

    • Ha ha ha …..
      Jumlah hari ini ki? lha yang di gandok ini kan termasuk yang kemarin.

  35. layen ngaten kulo klintu ngetangipun, njih nyuwun ngapunten, nggih kulo tenggo kemawon sihkawelasanipun

  36. test, 123, masuk gandok lagi.

    suwun

    • Sugeng rawuh Ki RaTu,
      sugeng dalu, sumangga katuran pinarak.

      • Matur nuwun ugi,
        kepeksa kantongipun kula obok-obok,
        lha Ki Ajar pak Satpam sing ngajari…..!!!

        • Wis tambah sempurna ilmune Ki Gembleh …

          MsAuTwUuRn ……

          • NPgagkiDhe

  37. Kata Ki Punakawan BA,

    Aja dumeh
    Aja kagetan
    Aja gumunan
    aja lali nyantholke rontal
    Aja mandeg ngogrok-ogrok pencantholan

    kuwi jenenge PANCA AJA.

    • setunggal malih ki..

      Aja lali komen, ben cepet diwedhar

  38. tambah ji

    • kurang telu, ben satus

  39. ji

  40. ro

  41. lu

  42. matur nuwun

    • lha wong sampun ket wae diwedar kok dietungi

    • nedah pitulung Ki teng pundi?

      • Pak De teng pundi ?

      • Digembol Ki Ra** Tu**
        (Awak Siji= jawane ngoko; SETUBUH=indonesiane)

      • Ra** Tu** = Rama Tuwa = Mara Tuwa

    • ndherek mukti ki “rt”.
      matur nuwun, sampun ngundhuh rontal 48.

  43. Ki Satpam memang ngece
    Lha …. lama tidak menulis koment.
    Kur ngunduh langsung mblayu
    eh …… kok ketiban sampur.

    Nyuwun sewu para Ki Sanak

    Suwun


Tinggalkan Balasan ke Lare Dusun Batalkan balasan