HLHLP-092

sebelum>>| awal>>| lanjut>>

Laman: 1 2 3 4 5

Telah Terbit on 22 Januari 2011 at 15:57  Comments (98)  

The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/hlhlp-092/trackback/

RSS feed for comments on this post.

98 KomentarTinggalkan komentar

  1. Nomer SATU

    • NDESEL ….

  2. Nomer DUA

    • Dibelakangnya aja mepet ki Arga

      • nyusul ndek mburine ki suro

  3. Mendheleb ….

    • Napa sing mendem eh mendheleb…. Ki

      • Tinimbang mendem ..enake rengeng-rengeng

        NGUJIWAT
        (Bowo Panggkur )
        Dhuh nimas mustikaning wang
        Kang ngujiwat maweh reseping ati
        Tetulunga raganingsun
        Kang ketaman asmara
        Esemira nyirnakke lungkrah lan lesu
        Ngilangke rasa kang samar
        Tresnaku sundhul wiyati

        LANGGAM
        Nglamlami ngujiwati yen anggeget lathi
        anjinggit alise
        Sasolah bawane lencir kuning nengsemake
        Sinawang yen ngujiwat pamikir tan kuwat
        kaya arep nekat
        Suwe-suwe tamat bebasan anggayuh lintang
        Yen tengaah wengi panggrasaku kaya wus sumandhing
        Adhuh wong kuning, liringing netra wening
        Amung tansah tak lalekke nanging terus eling
        Nanging terus eling

  4. Lagu untuk Adhimas Kompor yang sedang merayakan tumbuk yuswa (kaga tau nyang keberape)
    Nyomot dari kang Fals.

    Dua dua Januari,
    kita berjanji
    coba saling mengerti,
    apa di dalam hati

    Empat lembar fotomu
    dalam lemari kayu
    kusimpan dan kujaga
    sampai kita jemu

    Jalan bergandengan tak pernah ada tujuan
    membelah malam, mendung yang slalu datang
    kupegang erat kupandang senyummu
    dengan sorot mata yang keduanya buta
    lalu kubisikkan, sebaris kata kata
    putus asa……
    AKANKAH ADA BONUS RONTAL…..???????

    • kamsia Kangmas Gembleh,
      Lagu penuh kenangan dengan seorang sahabat……
      Semoga diujung hidupnya Tuhan memberi cahaya kebenaran…..Juga untuk KITA semua.AMIN.

      • ke-28 ya ki,….isih ROso-ROso nyiLEM,

    • bonus rontal ga ada,tapi bonus editan rontal banyakkkkkkkkkk

      • nyambangi tautan nya Nyi Dewi…kalau nyasar ke HOT SPOT….weleh weleh….ada perawannya….?

  5. Koyo ngene rasane urip tanpo morotuo
    Numpang ngrokok raiso, numpang ngopi opo maneh
    Malem minggu rodho ngelu karo nglangut
    Nasibe dadi joko tanpo aran…
    Pak like ra pangerten sisan

    • Ole…ole…ole…ole…

      • Hemm… klo masalah keluarga, aku nggak ikutan ah….

        • he he he …
          kok kados mboten pirso Ki Pandan kemawon.

          • Nggih mekaten niki nek dewean
            Raono sing nyuguhi gorengan
            Genk ndalu Pak Lik sapam dalah mbah tentoro

          • Ni-Ninya gak jadi ngiNEp to ki,
            genk DALU ki PandanALas.

          • Ngene rasene duwe konco loro
            Sidji manggon kamar duwur, sidjine kamar ngisor.

            Yen lagi pingin nyepi, koncoku sing sidji bengok-2
            Yen lagi pingin nonton bola, konco sidjine uro-uro.

            op ora mumet aku ….

  6. sugeng dalu

  7. maLEM miNGGu dHE….sugeng DALU,

  8. sugeng enjing

  9. Sugeng enjang,

    Kicau burung bernyanyi
    tanda buana membuka hari
    dan embunpun memudar
    menyongsong fajar

  10. 24

    • Lsg pasang sie jie

  11. 26 nomer APIK

    • sugeng ENJANG….Pdlsers

  12. melu nyempil neng pinggiran…

  13. Kisah inspiratif dari milis sebelah
    ————————————————
    Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an.
    Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air
    untuk menyiram tenggorokannya kering.
    Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
    Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan:
    “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur”
    Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
    Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus.
    Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar.
    Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran,
    tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.
    Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya.
    Ia lalu bertanya-tanya:
    Kenapa ini terjadi padaku?
    Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku?
    Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur?
    Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum?
    Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
    Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya.
    Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “DENDAM POSITIF”
    Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya.
    Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari.
    Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
    Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya.
    Buah kerja kerasnya menggapai hasil.
    Ia akhirnya bisa lulus SMA.
    Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu.
    Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi.
    Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan.
    Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur.
    Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya.
    Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus.
    Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain.
    Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
    Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur.
    Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.
    Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata;
    “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”
    Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini:
    “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu.
    Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.”
    Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan.
    Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak.
    Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut.
    Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
    Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya?
    Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar di dunia.
    Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan.
    Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
    Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
    Tahukah kisah siap ini?
    Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
    Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.
    Itulah kekuatan “DENDAM POSITIF”
    Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita.
    Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.
    Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.
    Apakah ingin hancur karenanya?
    Atau bangkit dengan semangat “Dendam Positif.”. Unqte

    Taufan Banumahdi.
    From Ngayojokarto Hadiningrat !
    Suro diro Joyoningrat, LEBUR dening PANGASTUTI.®

    • Berarti nek ono seng ngece njomblo poreper kudu doibuktikan…sesuk langsung nggandeng 4

      • Wah KKNNN…. kanan kiri nuntun….plus ngendong……lan nyunggi…..yoo mak nyusssssssssssss

        • Niki sbg aktualisasi DENDAM POSITIVE JOMBLOER

  14. Sugeng enjing….

    Ngisi daftar hadir dulu, lumayan… isih nomer 31

  15. Ngguyang jaran….opo jaran guyang ?

  16. Hadir…. Sugeng siang sedoyo.

  17. tangi turu…wayah beduk bengak bengok ahhhhhhhhhhhhhhh…

    JAMBU ALAS

    Kelingan manis esemu
    Trus kelingan ramah gemuyune
    Tresno lan kasih – kasih sayange
    Karep atiku klakon dadi bojone

    Sayange wis duwe bojo
    Nanging aku –aku kadung trisno
    Nelongso rasane ati
    Yen aku ra klakon melu duweni

    Jambu alas kulite ijo
    Sing digagas wis duwe bojo
    Ada gula ada semut
    Durong rondo ojo di rebut

    Sumpah ning batin Ning kulo dibade kawin
    Tekating ati ora bakal luruh ganti
    Sumpah wis janji karep sehidup semati
    Seneng lan sedih bareng-bareng dilakoni

    Janbu alas duk manis rasane
    Nadjan tilas tak enteni rondone

    Kelingan manis esemu
    Trus kelingan ramah gemuyune
    Tresno lan kasih – kasih sayange
    Kerep atiku klakon dadi bojone

  18. Durung maremmmmmmmmmmmmmmmmm

    KERE MUNGGAH BALE

    Nok beres wae saiki uripmu soyo mukti
    Nyandang nganggo ra nguciwani
    Mergo saiki wis dadi penyanyi
    Nok beres wae gayamu cen koyo selibriti
    mulo saiki kowe lali karo aku sing dadike penyanyi
    Eling -eling kowe biyen dodol sego kucing
    Bareng saiki dadi wong kondang Urip do lali karo kahanan
    Eling eling kowe biyen dodol sego kucing ,
    Bareng saiki dadi wong gede kowe koyo kere munggah bale.
    Nok bares wae senajan saiki kowe lali
    Nanging tetep dongo ake mugo-mugo baliyo. dadi kere
    Nok beres wae biyen omahmu ra bejaji.
    Saket ra biso kanggo bakar trasi ning saiki wis apik koyo loji.
    Nok beres wae kowe saiki cidro ing janji.
    Janjimu biyen ra bakal lali ,karo aku sing dadike penyanyi.
    Eling-eling kowe biyen dodol sego kucing.
    Bareng saiki dadi wong kondang.
    Kowe jur lali karo kahanan
    Eling-eling kowe biyen dodol sego kucing.
    Bareng saiki dadi wong gede kowe koyo kere munggah bale.
    Nok bares wae senajan saiki kowe lali
    Nanging tetep dongo ake mugo-mugo baliyo. dadi kere

  19. Sangu ngdep sing gawe urip…wayah beduk….

    GELANG KALUNG

    Gelang kalung sing tak tompo
    Ngeling ake jamane semono
    Nalikane biyen biyene
    Tresno aku nganti sak lawase

    Opo kowe ra kelingan
    Janji pengin urip bebrayan
    Bendina among tak roso
    Opo pancen sliramu ra kroso

    Opo sliramu ra getun
    Mung rekoso urip ono gunung
    Bungah susah dilakoni
    Yen rejeki ono sing maringi

    Gelang kalung dadi saksi
    Mugo sliramun ra bakal nyidrani
    Wiwit donyo nganti akhir
    Duh wong bagus kang tak piker-pikir

  20. Aku pengsiun … Laguku diborong kakang Suro

    • Ki Jalan jalan saja kt rumah Nyi Dewi nanti masuk kamar HOT SPOT.. pasti jadi muda lagi…..?

      • Tp kudu janji…kulo sing pertama…

        (Ki Ronggo Widuro ndakwo kito niki sami lho kakang)

      • Ya wis bedo ….
        Yen ketemu miss_nona langsung nganggo jas PA. Bareng kenalan karo Mbak Nuniek langsinf ganti klabi SBy.

        wakawakak wakak …..

        • Ancene Pak De niki aya aya wae…
          Monggo kakang Suro ndang diklarifikasi…

          • Ha.haa…dari karakter tulisan aja sudah beda…sifate golongan Suro iku kan opo enenge..tengo lungo sak karepe dewe…yoo jelas beda…?

          • nJih ngalah kemawon Ki Dalang, …


            hadu….
            niki pun wungu saestu to pak De
            taksih kriyip-kriyip pun sambang padepokan
            alamate niku no1 sanes nomer 1, he he …
            dados kecegat
            monggo

      • weeeeeeeeeeeeeeeeeeeekss hihi ketahuan yee suka buka http://kangzusi.com/Hotspot/HOTSPOT.htm

        • jebul Nyi DewiKaZe nduwe bangsal simpenan rontal2 kuno…….asli wingit..kudu topo ngidang….

          • apaan tu artinya…. asli ngumpet .. gak bakal keluyuran yeee tul gak ?

  21. Matur nuwun P.Satpam …

    • ¿ıʞ ıpund ƃuǝʇ

      • ??? absen..

        • Lho ?! Belum wedaran tho ?

          Sebentar lagi, sabar aja

  22. Nunggu rontal karo bengak-bengok nyaman …….

    MAWAR BIRU
    Tumetessing waspaku
    Ora tega rasaning atiku
    Ninggalake sliramu priyo idamanku
    Tansah katon esemmu
    Ngawe awe rasaning atiku
    Ngelingake, nalika bareng mlaku mlaku
    Ora nyana ora ngira
    Yen ngene dadine
    Aku kudu melu, dherekake rama lan ibuku
    Mulih nyang ndesaku
    Wekasan mung welingku
    Aku titip kembang mawar biru
    Openana minongko tondho katresnanku

  23. Tidak bisa masuk gandok 092 lagi
    Monggo rontal dipun pudut pitambak wonten dalemipun ingkang nembe ulang tahun.

    • sugeng tanggap warso ki kompor, mugi Allah tansah maringi barokah hidayah kesehatan lan kabegjan dumateng panjengan

  24. matur nuwun rontalnya..langsung ngunduh…..

  25. Sygeng tanggap warso ingkang Kangmas Kompor, …. lan matur nuwun cantholan 092 nipun.
    Matur nuwun Pak Lek Satpam, mugi rahayu ingkang pinanggih.
    Nuwun

    • Sygeng tanggap warso ingkang Kangmas Kompor, …. lan matur nuwun cantholan 092 nipun.
      Matur nuwun Pak Lek Satpam, mugi rahayu ingkang pinanggih.
      Nuwun

      • sugeng tanggap warso ki kompor, mugi Allah tansah maringi barokah hidayah kesehatan lan kabegjan dumateng panjengan

        • sugeng tanggap warso ki kompor, mugi Allah tansah maringi barokah hidayah kesehatan lan kabegjan dumateng panjengan

    • Tidak bisa masuk gandok 092 lagi
      Monggo rontal dipun pudut “pitambak” wonten dalemipun ingkang nembe ulang tahun.

      Tambak buat slulup Ki Kompor, …… byurrrrr!!!!

      • Tidak bisa masuk gandok 092 lagi
        Monggo rontal dipun pudut “pitambak” wonten dalemipun ingkang nembe ulang tahun.

        Tambak buat slulup Ki Kompor, …… byurrrrr!!!

        • Tidak bisa masuk gandok 092 lagi
          Monggo rontal dipun pudut “pitambak” wonten dalemipun ingkang nembe ulang tahun.

          Tambak buat slulup Ki Kompor, …… byurrrrr!!!

  26. Kangen blumbang tengah padang karautan, dgn rumput liar tumbuh hampir menutupu seluruh permukaan padang…di kaki sepasang bukit gundul…

    • tembang camPUR sari JILID 34…maKCLeP
      isih wonten liyani ki, kulo pesen SIJI

      • 0000. Tidak bisa…Tidak bisa

        • hiiks, kulo remen rumput teRAWAT
          gak terlalu RIMbun ki,

          • Enak sing rungkut jare…nyrimpat-nyrimpet geli…

            (Biasane ki Djojosm lsg parenk pangandikan nek ono sing koyo ngeme)

          • nGawitI nyungsup radi angel
            ki (sing rungkut)…jareNE.

  27. Sampurasun

    Wilujeng Tepang Taun
    Kahaturkeun ka Ki Kompor (Kyai Akang Arief Sujana) mugi-mugi dipasihan kasehatan sareng kabagjaan salirana ku Gusti Nu Maha Suci. Gusti Nu Mahawisésa. Pangéran Nu Maha Kawasa. Aamin

    Sampurasun

    punåkawan

  28. Selamat ulang tahun Ki Kompor. Semoga panjang umur, tercapai apa yang diinginkan dan sehat selalu, Amin.

    Matur nuwun ikut ngambil rontalnya.

  29. Sampurasun

    Angin peuting pangnepikeun salam kuring.

    DONGENG ARKEOLOGI & ANTROPOLOGI
    MAGAWE RAHAYU MAGAWE KERTA [Bagian Keduabelas

    (Bagian Pertama. Kawali I On 23 Desember 2010 at 01:51 cantrik bayuaji said: HLHLP 072)
    (Bagian Kedua. Kawali II On 25 Desember 2010 at 00:23 cantrik bayuaji said: HLHLP 073)
    (Bagian Ketiga. Kawali III On 28 Desember 2010 at 11:40 cantrik bayuaji said: HLHLP 076)
    (Bagian Keempat. Kawali IV On 31 Desember 2010 at 06:39 cantrik bayuaji said: HLHLP 079)
    (Bagian Kelima, SSKK Parwa kahiji On 2 Januari 2011 at 06:29 cantrik bayuaji said: HLHLP 081)
    (Bagian Keenam, SSKK Parwa kadua On 4 Januari 2011 at 06:01 cantrik bayuaji said: HLHLP 082)
    (Bagian Ketujuh, SSKK Parwa katilu, On 12 Januari 2011 at 13:29 punakawan bayuaji said: HLHLP 086)
    (Bagian Kedelapan, SSKK Parwa kaopat On 14 Januari 2011 at 06:07 cantrik bayuaji said: HLHLP 087)
    (Dongeng Sisipan, Satriå Piningit Sang Ratu Adil, On 16 Januari 2011 at 00:07 cantrik bayuaji said:HLHLP 088)
    (Bagian Kesembilan, Uga Wangsit Siliwangi I On 17 Januari 2011 at 22:37 cantrik bayuaji said: HLHLP 089 (Bagian Kesepuluh, Uga Wangsit Siliwangi II On 20 Januari 2011 at 05:22 cantrik bayuaji said: HLHLP 090)
    (Bagian Kesebelas, Uga Wangsit Siliwangi III, On 21 Januari 2011 at 03:50 cantrik bayuaji said: HLHLP 091)

    MENELISIK UGA WANGSIT SILIWANGI

    Ratu? Saha? Ti mana asalna éta ratu? Ratu Adil?

    Pemimpin? Siapa? dari mana asalnya Sang Pemimpin? Ratu Adil?

    engké jaga, mun tengah peuting,
    ti gunung halimun kadéngé sora tutunggulan,
    tah éta tandana;

    suatu saat nanti, apabila tengah malam,
    dari gunung yang berkabut terdengar suara menggelegar,
    nah itulah tandanya;

    engké, mun geus témbong budak angon.

    nanti, pasti terbukti pada waktunya akan nyata kalau sudah terlihat si anak gembala.

    nyaéta budak angon;

    dialah si anak gembala itu;

    imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang.
    ari ngangonna?
    lain kebo lain embé,
    lain méong lain banténg,
    tapi kalakay jeung tutunggul.

    rumahnya di tepi belakang palung sungai,
    pintunya setinggi batu,
    ternaungi handeuleum,
    berdindingkan rimbunnya hanjuang,
    apa yang dia gembalakan?
    bukan kerbau bukan domba,
    bukan pula harimau ataupun banteng,
    tetapi daun-daun kering dan sisa potongan pohon.

    budak angon enggeus euweuh,
    geus narindak babarengan jeung budak anu janggotan;
    geus mariang pindah ngababakan, parindah ka lebak cawéné.

    tetapi dia sudah pergi
    dia pergi bersama pemuda berjanggut,
    dia membuka daerah baru di lembah perawan

    Siar ku dia éta budak angon
    Jig geura narindak.
    Hadé deui sakabéhanana.
    Sanagara sahiji deui.
    Nusa Jaya,
    jaya deui,
    sabab ngadeg ratu adil; ratu adil nu sajati.
    Jig geura narindak,
    tapi ulah ngalieuk ka tukang
    .

    Sekarang, cari oleh kalian si anak gembala.
    Segeralah bertindak,
    Maka menjadi baiklah semuanya.
    Negara bersatu kembali.
    Nusa jaya lagi,
    sebab diayomi oleh ratu adil, ratu adil yang sejati.
    Segeralah bertindak,
    tapi ingat jangan menoleh kebelakang

    Membaca naskah Uga Wangsit Siliwangi terasa mengandung hakekat yang sangat tinggi bila telah memahaminya. Karena di dalamnya digambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpinnya dalam kurun waktu perjalanan panjang sejarah negeri ini pasca Prabu Siliwangi ngahiang.

    Peristiwa itu ditandai dengan lenyapnya Pajajaran. Dan sesuai sabda Prabu Siliwangi bahwa kelak kemudian akan ada banyak orang yang berusaha membuka misteri Pajajaran. Namun yang terjadi mereka yang berusaha mencari hanyalah orang-orang sombong dan takabur.

    Siapa Bocah Angon, Siapa Anak Gembala yang dicari? Satriå Piningit?kah dia?

    ……Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon…….

    [……Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Bocah Angon.…….]

    Gambaran tentang mesias Sang Ratu Adil itu bervariasi, ada yang digambarkan sebagai manusia, sebagai dewa atau sebagai suatu hal yang abstrak. Ide tentang mesianisme (messianism), muncul di berbagai bangsa di dunia ini.

    Sosok Sang Ratu Adil memang masih misterius. Banyak sudah yang mencoba untuk menemukannya dengan caranya sendiri-sendiri. Alhasil, konon ada yang merasa yakin telah menemukannya, bahkan akhir-akhir ini banyak orang mengaku, bahwa setelah orang-orang tersebut membaca kemudian mereka-reka, berusaha memaknai sesuai dengan keinginannya kata demi kata, kalimat demi kalimat dari naskah-naskah tentang Ratu Adil, termasuk mempelajari nama diri, nama tempat, ciri-ciri khusus, perlambang-perlambang, ungkapan-ungkapan, pétung, kemudian mengeluarkan pernyataan, wårå-wårå bahwa dirinyalah si “Satriå Piningit Sang Ratu Adil ” itu.

    Aneh dan menggelikan, bahwa dia telah merasa menemukan bahkan mengaku-aku dirinyalah Budak Angon atau Bocah Angon, si Satriå Piningit Sang Ratu Adil , yang ‘ketiban pulung’, yang merasa mendapatkan ‘sipat kandêl kraton, mendapatkan wisikkapanjingan wahyu kraton’, dan bahwa dirinyalah yang dapat menyelesaikan semua persoalan bangsa. Menyuruh orang lain mempercayainya.

    Siapa yang menunjuk, pulung apa, dari kraton mana, Nggak jelas, apa maunya. Berpenampilan sangat menggelikan bak badut. Menggelikan, narsis, norak dan lucu sekali.

    Banyak orang mengaku telah berhasil menemui si bocah angon, dan beberapa orang telah sowanke tempat itu, konon mereka mendapatkan sesuatu dari ‘beliau’ itu.

    Sama halnya ketika Cantrik Bayuaji menanyakan ‘tempat siningker’, mereka pun dengan alasan yang tidak jelas juga berusaha menghindar, dikatakannya sengaja dirahasiakan, dikatakan durung wanciné Sinatriyå Piningit mangéjåwantah, wingit siningkêr, penuh perbawa. Nggak jelas juga siapa Bocah Angon itu).

    Tetapi adakah ‘janji-janji’ Satriå Piningit, si Budak Angon (kalauapun di ada) itu?, itupun masih dipertanyakan apa memang benar ada yang menjanjikan, ‘siapa’ yang menjanjikan, dan apa ‘janjinya’; apa benar adanya, ataukah hanya sekedar angan-angan kosong belaka, bak hiburan pelipur lara, untuk melupakan penatnya memikul beban hidup yang semakin berat dan seakan-akan tak pernah ada habisnya? Mimpi?

    Banyak teori tentang manusia-manusia istimewa yang datang membawa perubahan. Di dunia, orang-orang itu sering disebut “promethean”, diambil dari nama dewa Yunani Prometheus yang memberikan api (pencerahan) pada manusia. Mereka (berarti lebih daripada satu) bukan sekedar “manusia-manusia ajaib”, melainkan orang-orang yang memiliki kekuatan dahsyat, yaitu kekuatan ilmu, dan kecintaan pada bangsanya, sesama manusia dan lingkungannya, serta pada Tuhannya.

    Sinatriyå. Satriå Piningit(?) adalah orang(-orang) yang peduli pada bangsanya, pada alam sekitar di tempat dia berada, berilmu tinggi, dan yang telah memutuskan untuk berbuat sesuatu.

    Merekalah, dan hanya merekalah yang bisa melawan kehancuran, dan akhirnya membangkitkan peradaban.
    Di zaman kegelapan, selalu ada saja orang yang belajar. Di antara banyak orang lupa, selalu ada orang yang sadar, di antara kejahatan, selalu ada orang yang baik. Bahkan walau cuma satu orang.

    Kadang, kerusakan itu justru membakar jiwa seseorang untuk berbuat sesuatu. Belajar, berjuang, berkorban.
    Sinatriyå , Budak Angon, atau Sang Bocah Angon sesungguhnya merupakan konsepsi tentang kehidupan dan kemanusiaan. Dalam konteks diri manusia, Budak Angon merupakan konsep tentang penemuan jati diri dan pengendalian diri untuk apa sesungguhnya dia dicipta. Selain jasadnya yang sesungguhnya hanyalah “tunggangan” yang harus ditundukkan, dikendalikan, dan diarahkan melalui proses “penggembalaan”, dalam dirinya juga terdapat kumpulan “sasatoan” (nafsu supiah, nafsu amarah dan nafsu aluamah (sasatoan = sato = hewan, nafsu-nafsu hewani) yang tidak untuk dimatikan melainkan untuk digembalakan sehingga menjadi potensi dan energi positif bagi penemuan misi hidupnya dan hidup sekelilingnya termasuk kita.

    Dalam konteks kehidupan sesama, Budak Angon menjelaskan suatu upaya dan proses “penertiban”, pembangunan kesadaran, serta pengarahan hubungan antar-sesama yang dilandasi cinta dan kasih sayang. Suatu tatanan kehidupan yang lebih berkeadilan.

    Dalam konteks sosok, pribadi-pribadi yang bekerja keras, sudi berkorban dalam upaya dan proses. Sang Bocah Angon yang sudi untuk pénéknå blimbing kuwi, lunyu-lunyu pénéknå., yang meskipun lunyu-lunyu , dia tetap sudi untuk mènék, sudi untuk berkorban.

    Sang Bocah Angon memiliki jiwa yang pandai ngemong, jiwa yang ngéman, jiwa yang melindungi dan berkorban, jiwa yang sabar, amanah, bijak, ikhlas melaksanakan dan bertawakal.

    Sinatriyå berjuang menyelamatkan dunia. Sang Ratu Adil mendatangkan zaman kebaikan, yang demikianlah disebut Budak Angon, Sang Bocah Angon.

    Dalam bait-bait terakhir sasmita Jåyåbåyå digambarkan suasana negara yang kacau penuh carut marut serta terjadi kerusakan moral yang luar biasa. Namun dengan adanya fenomena tersebut kemudian digambarkan munculnya seseorang yang arif dan bijaksana yang mampu mengatasi keadaan.

    Sebagaimana perintah Sri Maha Prabu Siliwangi:
    Siar ku dia éta budak angon

    Sinuwun Prabu Jåyåbåyå memberikan perintah yang sama:
    mulå dèn upadinên sinatriyå iku

    Ki Rånggåwarsitå dalam Sêrat Jåkå Lodhang mengisyaratkan datangnya Ratu Adil:
    Sangkalané maksih nunggal jamanipun
    Nèng sajroning madyå akir
    Wiku Saptå ngèsthi Ratu
    Adil
    parimarmèng dasih
    Ing kono kêrsaning Manon

    Semakin jelas, bahwa Sri Maha Prabu Siliwangi melalui wangsitnya, Prabu Jåyåbåyå dengan sasmitånya dan juga Radèn Ngabéhi Rånggåwarsitå dengan Jåkå Lodhangnya hanya menyebutkan akan datangya Bocah Angon yang akan “mengembalakan” Tanah Jawa Tatar Sunda Nusantara ini sebagai Sinatriyå Ratu Adil (Satria Ratu Adil).

    Belum diketahui siapa sebenarnya Sinatriyå Ratu Adil itu, Sri Baduga Maharaja Siliwangi dan Prabu Jåyåbåyå tidak menyebutkannya, juga Sang Pujangga Keraton Radèn Ngabéhi Rånggåwarsitå.

    Demikian juga ‘berita’ 7 Satriå Piningit. Tidak satupun naskah dari ketiganya menyebutkan ketokohan 7 Satriå Piningit. Secara perspektif ilmiah, Ramalan Jåyåbåyå dan Ramalan Rånggåwarsitå tidak lebih hanya sekedar mitos atau diyakini tidak pernah ada, sebab tidak ditemukannya peninggalan manuskripnya yang asli, namun seolah-olah ada.

    Pada naskah yang disebut sebagai “asli”, tidak ditemukan adanya cerita 7 Satria Piningit. Entah kalau naskah itu “palsu” atau mungkin “asli tapi palsu”, karena naskah itu dan naskah-naskah lain yang banyak beredar di masyarakat hanyalah dalam bentuk ‘copy’-an atau cetakan-cetakan yang tidak jelas sumber penulisannya.

    Para sejarahwan banyak yang masih meragukan keaslian naskah tersebut, baik dari gaya bahasa yang dipakai, struktur kalimat, maupun usia alat tulis (rontal?, kertas?), yang dinilai terlalu muda untuk masa itu.

    Boleh jadi dengan berlalunya masa, naskah “asli” telah ditambah, digothak-gathuk sedemikian rupa sehingga seolah-olah karya dan sasmitå Sang Prabu Jayabaya.

    Hal ini diperkuat dengan suatu temuan bahwa, Ramalan Jåyåbåyå yang beredar dewasa ini adalah versi-versi gubahan (atau ditulis kembali) oleh seseorang yang mengambil dari sebuah sumber induk yang sama yaitu kitab yang disebut Musarar atau Asrar (memiliki kesamaan ide dan gagasan).

    Dan sang penulis adalah seseorang yang hidup di zaman setelah zaman Jåyåbåyå atau pada masa dimana dia bisa mengikuti perkembangan sejarah sejumlah kerajaan pada masa lampau, seperti Jenggala, Kadiri, Singasari, Ngurawan, Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram.

    Hingga saat ini para ahli terutama sejarahwan belum menemukan kitab otentik (asli) yang memuat Ramalan Jåyåbåyå dan naskah asli yang berupa tulisan Sang Prabu Jåyåbåyå.

    Mungkin yang paling dekat, kalaupun benar adalah cerita tutur lisan masyarakat, tetapi sebagaimana cerita-cerita tutur lisan, sangatlah sulit diyakini kebenarannya.

    ***

    Berikut beberapa hal tentang Uga Wangsit Prabu Siliwangi, yang menyebutkan tanda-tanda akan tibanya si calon Ratu Adil dengan sebutan Bocah Angon. dengan cacatan dari cantrik Bayuaji, bahwa telisik ini didasarkan pada cerita tutur lisan masyarakat penghayat keyakinan tentang Uga Wangsit Siliwangi juga Ramalan Jåyåbåyå, Ki Rånggåwarsitå dalam Sêrat Jåkå Lodhang yang berkaitan dengan akan hadirnya Sang Ratu Adil:

    {1}. Suara menggelegar.

    ……Engké jaga, mun tengah peuting, ti gunung halimun kadéngé sora tutunggulan, tah éta tandana…..

    […… Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung yang berkabut terdengar suara menggelegar, nah itu adalah tandanya…..]

    (sora tutunggulan, berarti suara para pembawa panji/tunggul, dapat juga diartikan suara yang menggelegar, ada juga yang mengartikannya suara minta tolong)

    Kata “suara minta tolong” sepertinya sama dengan ungkapan sasmitå Jåyåbåyå dalam bait 169 yaitu:

    sênêngé anggodha anjêjaluk cårå nisthå
    ngêrtiyå yèn iku cobå
    åjå kainå
    ånå bêjå-bêjané sing dèn pundhuti
    atêgês jantrané kaêmong sirå sâbrayat

    [senang menggoda dan minta secara nista,
    ketahuilah bahwa itu hanya ujian,
    jangan dihina,
    ada keuntungan bagi yang dimintai
    artinya dilindungi kalian sekeluarga].

    ……Nyaéta budak angon…….
    […… Dialah si Anak Gembala. …….]

    Bocah Angon di awal kemunculannya akan beraksi melakukan hal-hal sebagai pertanda kedatangannya. Salah satunya adalah meminta tolong kepada orang di sekitar gunung yang berkabut. Tidak jelas mengapa dia minta tolong kepada orang lain, apakah dia dalam kesulitan ataukah keperluan lainnya. Yang pasti bila telah terjadi hal demikian berarti itu pertanda akan kemunculannya.

    Bocah Angonkah yang dimaksud sebagai Sinatriyå itu? Kalimat tersebut mengindikasikan bahwa minta tolong itu hanya sebatas ujian bagi yang dimintai pertolongan. Ujian apakah itu?

    {2}. Gunung yang berkabut.

    Ada yang meyakini, gunung yang berkabut (kabut = halimun) itu adalah Gunung Halimun (Taman Nasional Gunung Halimun), yang terbentang dari Badui dan Citoreh Kabupaten Lebak Provinsi Banten hingga Malasari di Kabupaten Bogor. Kabupaten Sukabumi. Letak geografis 6°37’ – 6°51’ LS, 106°21’ – 106°38’ BT.

    Ada terdapat tempat yang dikeramatkan di wilayah Gunung Halimun ini. Terdapat 35 kesatuan masyarakat adat yang disebut kasepuhan, mereka bergabung dalam Kesatuan Masyarakat Adat Banten Kidul.

    Setiap kasepuhan dipimpin oleh seorang Ketua Adat yang mereka sebut Abah. Masyarakat Kasepuhan memandang kawasan Gunung Halimun sebagai wilayah adat mereka yang sangat dihormati. Mereka membagi kawasan hutan atas tiga bagian, yaitu, leuweung kolot atau hutan primer, leuweung titipan atau hutan keramat yang pemanfaatannya atas izin Abah serta leuweung sampalan atau hutan bukaan, yang boleh dibuka oleh warga kasepuhan.

    {3}. Dia gembalakan daun-daun kering dan sisa potongan pohon.

    Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul.

    [Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi daun-daun kering dan sisa potongan pohon.]

    Bocah Angon memiliki kebiasaan mengumpulkan daun dan ranting. Kata daun dan ranting yang disebutkan pada Uga Wangsit Siliwangi dalam bahasa asli Sunda yaitu “kalakay jeung tutunggul “.

    Kalakay adalah rontal yang biasa digunakan oleh orang kita pada zaman dulu kala sebagai lembaran untuk menulis. Sedangkan tutunggul adalah ranting pohon yang biasa digunakan orang kita pada zaman dulu kala sebagai pena untuk menulis.

    Sang Bocah Angon ini memiliki kegemaran suka ‘menggembalakan’ kalakay jeung tutunggul. Dia terus mengumpulkan dan mengumpulkan kedua barang tersebut sebagai ‘hewan’ gembalaannya.

    Kalau kalakay jeung tutunggul dapat diartikan sebagai kertas dan pena, dan keduanya merupakan alat tulis. Sedangkan ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih jika boleh diartikan belajar, bukankah ini menunjukkan simbol orang yang terpelajar dan berpendidikan.

    Selanjutnya disebutkan:

    Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun.

    [Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan mendapatkan banyak sejarah/kejadian].

    Kalimat tersebut bisa berarti bahwa Bocah Angon menggembalakan kertas dan pena untuk mendapatkan ilmu, secara berkelanjutan.

    {4}. Rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu.

    imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun,

    [rumahnya di tepi belakang palung sungai, pintunya setinggi batu,]

    Kata di ujung sungai menunjukkan bahwa rumah Bocah Angon letaknya berada dekat dengan hulu sungai. Siliwangi tidak memberikan gambaran berapa jarak antara rumah dengan sungai tersebut.

    Bisa jadi hanya beberapa meter dari sungai, tetapi bisa jadi puluhan meter dari sungai.
    Disebutkan bahwa “pintunya setinggi batu”. Kalimat tersebut bisa dipahami bahwa rumah Bocah Angon tidak hanya satu lantai, namun bertingkat.

    Hal ini dapat juga dilihat pada sasmitå Prabu Jåyåbåyå bait 161 yaitu:

    wétané bêngawan banyu
    andhêdukuh pindhå Radèn Gatotkåcå
    arupå pagupon dårå tundhå tigå

    [sebelah timurnya bengawan
    berumah seperti Raden Gatotkaca
    berupa rumah merpati susun tiga]

    {5}. Ternaungi handeuleum, berdindingkan rimbunnya hanjuang

    kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang.

    [Ternaungi Handeuleum dan berdindingkan rimbunnya Hanjuang]

    Berarti di depan rumah Bocah Angon terdapat dua pohon yang sangat subur dan menjadi ciri khas rumahnya. Dalam hal ini hanya disebutkan dua buah pohon saja, artinya memang hanya ada dua buah pohon di depan rumahnya sebagai pembeda dari rumah lainnya.

    Beberapa kalangan menafsirkan kata Handeuleum dan Hanjuang sebagai simbol saja. Benarkah kedua pohon itu sebenarnya bukan pohon hidup di atas tanah, tetapi sekedar simbol saja?

    Handeuleum (Graptophylum pictum (Linn), Griff) atauDaun Ungu (Indonesia), Handeuleum (Sunda); Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Carricature plant, Carmantine (Inggris).

    Di Jawa Barat tumbuhan handeulem ini sangat banyak, daunnya berwarna merah dan bagi yang suka biasa dikonsumsi sebagai lalapan atau obat. Tanaman ini mengandung: zat tanin, alkaloid, sitosterol glikosida.

    Daun Ungu banyak ditemukan tumbuh liar di pedesaan sebagai tanaman hias atau pohon kecil, tinggi sekitar satu-setengah sampai tiga meter, kulit dan daunnya berlendir baunya kurang enak. Berdaun tunggal, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai memanjang, ujung dan pangkal runcing, permukaan atas berwarna ungu mengkilap. Perbungaan majemuk, dengan bunga berwarna tua keluar dari ujung cabang. Buah berbentuk lonjong, berwarna ungu kecoklatan. Biji kadang-kadang dua, bentuknya buat kadang putih. Tanaman ini mempunyai tiga varietas, yaitu berdaun ungu, hijau dan berdaun belang-belang putih. yang biasa digunakan sebagai obat adalah yang berdaun ungu. Khasiatnya antara lain: wasir/ambeien (hemoroid), sembelit/susah buang air besar, melancarkan haid, bengkak terpukul/memar, demam karena perut kotor, bengkak karena terpukul, rematik, bisul, borok, sakit telinga.

    Hanjuang (Cordyline fruticosa (L.) A.Chev). Nama umum/dagang: Andong (Indonesia), atau: Andong (Jawa); Bak Juang (Aceh); Linjuang (Batak); Tumjuang (Palembang); Hanjuang (Sunda); Kayu Urip (Madura); Andong (Jakarta); Endong (Bali); Penjuang (Dayak). Kerabat dekat Buntut Macan, Pandan Bali.

    Nama hanjuang juga dipakai untuk sekelompok tumbuhan dari marga Dracaena. Daun hanjuang khas, berbentuk lanset, berukuran agak besar dan berwarna hijau kemerah-merahan (Cordyline) atau berwarna hijau muda (Dracaena).

    Hanjuang merupakan sekelompok tumbuhan monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias. Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis. Sistem APG II memasukkan hanjuang ke dalam suku Laxmanniaceae. Namun demikian, beberapa pustaka lain memasukkannya ke dalam Liliaceae (suku bakung-bakungan) serta Agavaceae.

    Berbatang bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, putih kotor, berdaun tunggal, menempel pada batang, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjang 20-60 cm, lebar 10-13 cm, pelepah 5-10 cm, pertulangan menyirip, hijau. Berbunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, tangkai panjang, bulat, bercabang, daun pelindung panjang ± 1,4 cm, ujung runcing, kelopak berlaju, mahkota terdiri dari 6 daun mahkota, benangsari bertajuk, menempel pada tenda bunga, tangkai putih, putik putih, kepala putik bertaju tiga, ungu. Berbuah buni, bulat, merah mengkilat. Berbiji hitam mengkilat. Berakar serabut, putih kekuningan.

    Hanjuang (Cordyline) sering dipakai sebagai tanaman pelindung dan pembatas blok pada sawah, ladang, serta perkebunan teh atau kina.

    Hanjuang terutama C. fruticosa populer sebagai tanaman hias. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus makanan. Hasil penelitian menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan anti bakterial. Beberapa jenis ada yang berdaun merah ada juga yang berdaun hijau (daunnya panjang) dan didaerah Sukabumi, tataman tersebut merupakan komoditi ekspor ke Korea dan Timur Tengah.

    Dalam masyarakat Sunda, Jawa, serta Bali, hanjuang memiliki makna sebagai “pembatas ruang“, baik secara harafiah maupun filosofis. Sedangkan Handeuleum sebagai “peneduh”-nya.

    {6}. Ditandai melesatnya bintang

    disusul kaliwatan ku béntang caang ngagenclang.

    [melesatnya bintang yang terang benderang = komet?].

    Ada yang nenterjemahkan melesatnya bintang yang terang benderang adalah hadirnya seseorang yang dapat memberikan pencerahan namun hanya sesaat (pemimpin yang sekedar membuka jalan bagi pemimpin penggantinya).

    Pada sasmitå Prabu Jåyåbåyå bait 160 disebutkan:

    sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa
    ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener

    [sebelumnya ada pertanda bintang berekor (komet)
    panjang sekali tepat di arah Selatan menuju Timur]

    {7}. Keturunan bangsawan Pulau Dewata (Bali)

    Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata.

    [keturunan raja di masa lalu yang ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata.]

    Siapa pemimpin bangsa yang beribukan putri dari Bali Pulau Dewata?

    Bung Karno? Kita tidak tahu. Wangsit Siliwangi ini sudah terjadikah atau masih akan terjadi? Juga tidak seorangpun yang tahu.

    Hanya yang pasti Bung Karno atau Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Rakyat Pribumi di Singaraja Bali Ida Ayu Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali, sedangkan Raden Soekemi sendiri dari gelarnya dapat diketahui beliau adalah bangsawan Jawa.

    {8}. Pergi membuka lahan baru di lembah perawan

    geus mariang pindah ngababakan, parindah ka lebak cawéné.

    [sudah pergi membuka daerah baru di lembah perawan]

    Ada yang menterjemahkan sebagai lembah cawan, lembah yang cekung bagaikan lunas perahu sehingga ada yang mengartikannya sebagai gunung Perahu (Tangkuban Perahu?), tetapi sampai saat ini belum diketahui dimana letak Lebak Cawéné berada. Dalam peta Jawa, tidak ada daerah yang diberi nama Lebak Cawéné.

    Dalam makna lain cawene adalah sesuatu yang harus dijaga dan dirawat. lebak adalah lembah bagian dari alam lingkungan. Dengan demikian boleh saja dimaknai bahwa adanya kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan hidup.

    {8}. Gagak yang menjerit di dahan mati

    Nu kasampak ngan kari gagak, keur ngelak dina tutunggul.

    [Yang ditemui hanya gagak yang menjerit di dahan mati]

    Banyak kemungkinan mengenai gagak menjerit tersebut. Namun dalam naskah-naskah lain seperti yang diungkap Rånggåwarsitå dan Jåyåbåyå bahwa Bocah Angon sebelum menjadi Ratu Adil hidupnya menderita, dia sering dihina oleh orang.

    Perlambang gagak menjerit di dahan mati bermakna situasi dimana banyak suara-suara tanpa arti. Rakyat menjerit-jerit, penguasa mengumbar janji-janji kosong. Sedangkan negara digambarkan banyak ditimpa bencana.

    Mencermati keadaan sekarang ini, para pemimpin, para penguasa, para manggala negara, sudah banyak yangdurhaka kepada Tuhannya. Aturan dan hukum yang berlaku adalah tidak ada aturan dan hukum, dan itu mereka buat sendiri, dan mereka sendiri pula yang melanggarnya.

    Sementara aturan dan hukum yang telah dibuat Tuhan, karena Kasih SayangNya kepada mereka diabaikan, bahkan mereka tolak dan tentang habis-habisan.

    Mereka menganggap bahwa hukum Tuhan hanya layak disimpan di museum, enak dilihat, dikaji, didiskusikan, diseminarkan, tapi tidak enak diberlakukan.

    Bencana atau adzab. Longsor, banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angin puting beliung. Tindak durjånå, culikå, deksurå, adigang, adigung adigunå, Maling, main, madat, mabok, madon.

    Sama dan serupa seperti yang disasmitakan Prabu Jåyåbåyå:

    Ratu tan nêtêpi janji, nilar kawikcasanan, ilang pêrbåwå kawibawané, musnå kuwasané. Para pamong pangêmbating pråjå dalah para pawongan kathah kang awatak ambêg angkara, sêsongaran. Adigang adigung adiguna ing budi. Rumaos wasis nglangkungi, Angandêlakên kagunannyå, Miwah jajaging pangêrti. Tan hånå kang madhani, Manèh lubèr båndhå-bandhu donyå brånå, padha rêbut bênêr, samyå nêrak anggêr-anggêr, nrajang ing wêwalêring kasusilan, pådhå karêm mo limå. Wuwuh éring pangwåså.

    Tindak culikå lan durjånå lan pék-pinèk barange liyan, ugi tindak dêksurå sampun dados pakulinan ingkang limrah. Sânajan nâgari ngungkuraké pagunungan, ngéringake bênawi, ngananaké pasabinan, mângku bandaran agêng, nanging sêdåyå wau datan sagêd ndamêl karaharjan, katêntrêman, karahayon miwah kabagyan dumatêng pårå kawulå dasih.

    Råjåkåyå, ingon-ingon, pèni-pèni råjåpeni, mas picis råjåbrånå kang dinarbé déning Nâgari dados rayahan tiyang kathah, kalêbêt pårå pamong pangêmbating pråjå ingkang handarbéni kuwåså.

    Yå krånå mangkono dadi lêlantaran murkaning Pangêran Gusti Kang Måhå Utpati, Pangêran Gusti Kang Måhå Mêrjåyå marang praja dalah pårå kawulå dasih kang yêkti katingal såkå anggoné pådå kasrakat ing sandang pangan dalah papan urip tan pinanggih karahayon wilujêng têntrêm ing samukawis………………

    Saibå nggêgirisi nâgari punikå samångké. Manungså kawulané nagari kathah ingkang anandhang påpå cintråkå. Ånå lindhu gêdhé, bumi bangêt anggènipun gonjang-ganjing, gunung-gunung pating panculat jugrug lan ngêtokake momotané. Banjir bandhang sêgårå asat. Jalmâ manungså nibå tangi. Bilulungan.

    Dèrèng lêrêm anggènnyâ nandhang lårå påpå, cilåkå målå mårå bêbåyå têkå.
    Tiyang nguladi pangan pindhå gabah dèn intêri.
    Sing kêbat kliwat,
    sing kasèp kêplèsèt,
    sing gawé ramê tåmpå gawé,
    sing cilik kêcêlik,
    sing anggak kêtungkak,
    sing ngati-ngati sêsambat kêpati.
    sing wêdi pådhå mati, nanging sing ngawur pådhå makmur.
    sing béngkong bisa nggalang omah gêdhong magrong-magrong.

    Akèh wong wus pådhå mangan uwong.
    Kayu gligèn lan wêsi pådhå kolu diråså énak kåyå roti bolu.
    Ingkang badhé tinumbas datan wontên ingkang mirah.
    Dagang barang såyå laris, nanging bandhané såyå tapis.
    Sing tuku nglênik sing dodol,
    sing dodol pådhå akal-akalan.
    Akèh barang klêbu luwang, akèh wong kalirên lan wudhå, ora dhuwé wirang mêrgå kâpêkså.
    Sing wani ditalèni,
    sing dorå pådhå uro-uro.

    Akèh wong kalirên ing sisihé panganan.
    Akèh wong nyêkêl båndhå ning uripé sângsårå.
    Sing waras lan adil uripé anggagas lan kêpêncil,
    sing ora bisa maling, pådhå digêthing,
    sing pintêr duråkå pådhå dadi kåncå,
    sing bênêr såyå thêngêr- thêngêr,
    sing salah såyå bungah-bungah.

    Akèh båndhå musnå tan wêruh playu lariné.
    Akèh pangkat lan drajat pådhå diaji nanging ora mbêjaji

    Kâtungkå praptanirå pagêbluk kang luwih déning nggêgirisi.
    Akèh manungså wis ora duwé sirah
    amung gêmbung mlaku pating bilulung, sirahé cinaplok déning någå lan macan.

    Någå kinaryå aji, mahanani ngèlmu.
    Macan kinaryå aryå, mahanani kêkuatan, kêkuwasaan, dhuwit lan kamurkan.

    Wus ora ånå manungså amung bathang angucap jisim lumaku.
    Sânadyan katon blêgêre sampurnå nanging wis ora ånå gunå-paédahê.

    Duwé mripat wus ora bisa kanggo mulat
    Duwé kuping wus ora bisa kanggo angrungu
    Duwé tutuk wus ora bisa kanggo micårå
    Duwé irung wus ora bisa kanggo nggåndå
    Duwé ati wus ora bisa kanggo ngråså

    Bédané wong urip karo mati kuwi ånå ing råså, sânadyan isih ambêgan, mloka-mlaku ning wis pådhå ora duwé råså.
    Manungså sirah urang lumampah baris tut wuri déning barisan jrangkong.
    Awéh sasmitå manungså wis malih kåyå urang, sirahé wis ora duwe uteg.
    Déné barisan jrangkong minångkå prålampitå mânåwå manungså wus kélangan akal budi, utégé garing kari cumplung nyêngingis agawé miris.

    Apakah ini terjadi secara kebetulan?

    Prabu Siliwangi, Jåyåbåyå Rånggåwarsitå boleh jadi (kalaupun benar) adalah orang-orang pinilih yang dapat menerawang masa depan bangsanya dari zaman beliau itu masih hidup, beliau memilki kemampuan untuk menggambarkan prediksi masa depan yang diungkapkan melalui pralambang-pralambang.

    Sehingga penggabungan antara keduanya ini, terwujud suatu karya sastra yang mampu memberikan gambaran tentang masa lalu dan masa depan secara jelas dan lebih meyakinkan, tetapi beliau juga seorang manusia biasa yang tiada luput dari kekhilafan yang sangat manusiawi sekali.

    Namun terlepas dari pro dan kontra tersebut, bagi Wong Jåwå dan Urang Sunda (yang percaya), Ramalan Jåyåbåyå dan Uga Wangsit Siliwangi sangat diyakini akan kebenarannya. Termasuk yakin, bahwa sosok Sang Ratu Adil nu Sajati akan datang dan muncul untuk memperbaiki negeri ini.

    Mungkin sebagian masyarakat sedang menunggu datangnya Satriå Piningit atau Ratu Adil yang berperan sebagai penyelamatan nusa, bangsa dan negara. Seseorang yang memberikan cahaya, pemimpin atau figur yang mampu mengeluarkan keadaan serba tak menentu di negeri ini. Tetapi mestilah mitologi Satriå Piningit kita reinterpretasi secara fundamental.

    Dia ada dan hadir dalam tradisi bukan karena telah diramalkan akan hadir, yang menjanjikan bahwa dia akan membenahi suatu keadaan menuju kebaikan. Melainkan sebuah simbolisasi akan tercapainya keadilan dan kesejahteraan secara merata di negeri ini. Jika pemahaman akan Satriå Piningit masih dikatakan seorang figur, maka kita akan terus berenang-renang di lautan penuh ombak yang akhirnya membuat mabuk.

    Biarlah tangan Tuhan yang yang mengaturnya, tak perlulah kita menerka dan mereka-reka sambil berarap-harap (utopis) akan datangnya Sang Ratu Adil. Harapan akan seseorang yang terlahir sebagai Satriå Piningit pada akhirnya bermuara kepada kultus individu. Pengkultusan individu inilah yang kemudian membuat keterlenaan semakin membius. Masyarakat akan lupa kepada realita sosial, lupa akan kesejahteraan yang masih jauh, keterbelakangan, kebodohan, hukum yang adil, pemimpin yang empati kepada rakyat dan sebagainya. Ini menjadi refleksi kontemplatif bagi sebuah bangsa yang masih memimpikan datangnya keadilan, kesejahteraan dan pembebasan, yang bernama Indonesia. Semoga.

    Sanak kadang padepokan pelangisingosari ingkang dahat kinurmatan,

    Masih banyak telisik tentang Uga Wangsit Siliwangi ini kalau dijlèntrèhkên, Cantrik Bayuaji cukupkan sampai sini saja, karena semakin banyak dipaparkan pasti akan semakin banyak penafsiran-penafsiran, padahal belum tentu penafsiran itu benar, mengingat pula semua orang dengan bebas dan leluasa dapat memberikan tafsiran-tafsiran yang bermacam-macam pula, bahkan penafsiran yang ada dapat saja diarahkan untuk kepentingannya atau paling tidak digathuk-gathukkan agar cocok dengan “apa-maunya” dan kepentingannya. Dan ini sudah banyak terjadi.

    Lagi pula adalah hal yang sangat dilarang bagi kita meramalkan sesuatu yang belum terjadi. Karena jangankan kejadian di kelak kemudian hari yang masih jauh di masa yang akan datang, sedetik kemudian pun hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Untuk itu biarlah waktu yang akan membuktikannya kelak. Ka Gusti urang sumerah diri. keudah kieu takdirna

    Sampurasun, wilujeng wengi

    Angin peuting pangnepikeun hariring kuring.

    cantri bayuaji

    • Matur nuwun Ki Bayuaji, dongengipun sampun kulo simpen. Sugeng dalu.

    • Matur nuwun Ki Bayu.

    • hadu….
      semakin banyak utang P. Satpam untuk masukkan ke gandok.
      bagaimana lagi, situasi di padepokan agak kacau nih.
      mudah-mudahan segera tertangani.

      • menawi sampun kacau,
        diadakan KONGGRES kemawon Ki Ajar pS,
        pasti beres.

  30. Matur nuwun Ki Ajar pak Satpam,
    gembolane Ki Kompor sampun kula pendhet.

  31. Matur Nuwun nGGer Satpam. Sampun ngunduh hlhlp-092.
    Nanging radi kangelan …
    Kok hlhlp-093 mboten saged dibuka nJih. Program ingkang pundi nJIh sing saget mbuka.?

    Matur suwun kangge bantuane Kisanak se pedepokan!

    hadu….

  32. nyuwun pangaputen ki, kula tumut ngrogohi gembolanipun ki kompor.

    matur nuwun.

  33. asikkkk dapet 92
    Arema trims yeee kiriman 73-80 wordnya…. nak jadiin pdf, txt
    tuh ku kirim hhlp txt draft 85-92
    juga bundel pdf 61-75 mohon diterimakan

    trims
    Dewi

  34. Sampurasun. Wilujeng enjing

    Kahaturkeun Wilujeng Tepang Taun ka Ki Kompor (Akang Kyai Arief Sujana) mugi-mugi dipasihan kasehatan sareng kabagjaan salirana ku Gusti Nu Maha Suci. Gusti Nu Mahawisésa. Pangéran Nu Maha Kawasa. Aamin

    Rampes

    punåkawan

  35. Suwun Ki

  36. Terima kasih untuk semua dan segalanya.
    Semoga rahmat tuhan mengiringi setiap langkah kita, sampai diujung ahkir……
    kamsia
    kamsia
    kamsia

    • Ki Kompor tidak bersedia menerima hadiah / kado apapun, kecuali hlhlp-93. Kamsia …

  37. sugeng enjing Pak Satpam
    matur suwun rontalnya

  38. selamat SIANG….belom diBUKA dhe,

    • keNAPA dhE….ADA apa, LAGI apa,

    • masih rapet ki, ….

      • betul ki,…gak biasanya SEPI
        kayak gini.

  39. Satu tembang .. asal bengok untuk Ki kompor….
    mat ULTAH.. semoga selalu eling semakin bertambah umur semakin semeleh atine……..?

    PERAWAN SAIKI
    Mangan bakwan aduh asine
    Ra dipangan kele-kele
    Akeh prawan ilang isine
    Turut ndalan ngeler wudele (Turut ndalan ngeler wudele)

    MLanding petet jarene
    Kanggo botok enak rasane
    Teng petete pakeane
    nganti ketok bentuk awak’e (nganti ketok bentuk awak’ee..)……[2X:]

    Sing mlenuk… (ketok mlenuke)
    Sing sexy… (ketok sexyne)
    Sing semox… (huu!.. ketok semoxee{}~

    Kabeh iki wis jamane
    Jamane bocah nom noman Sing lanang podo kuciran
    Kupinge nganggo tindikan
    Rambute podo semiran koyo londo seneng kluyuran
    Rambute podo semiran koyo turis saka Netherland

    Mlanding petet jarene
    Kanggo botok enak rasane
    Pating petete pakaiane
    nganti ketok bentuk awak’e (nganti ketok bentuk awak’ee..) [2X:]
    Sing mlenuk… (ketok mlenuke)
    Sing seksi… (ketok seksine)
    Sing semox… (huu!.. ketok semoxee..)
    ~{}~
    Pancen iki wis jamane
    Jamane bocah nom noman
    Sing lanang podo kuciran
    Kupinge nganggo tindikan
    Rambute podo semiran koyo londo seneng kluyuran
    Rambute podo semiran koyo turis saka Netherland
    Rambute podo semiran koyo londo seneng kluyuran
    Rambute podo semiran koyo turis soko Netherland

    • Betul sekalee, …… oleh sebab itu maka marilah kita selalu berusaha untuk menjaga akidah keluarga kita, anak keturunan kita, ……. keponakan2 kita, …… tetangga dan handai taulan kita terdekat. Ingatkan dengan perbuatan, kalau gak bisa dengan keteladanan, kalau gak bisa juga,dengan nasihat, kalau gak bisaa juga dengan berdo’a, semoga Allah swt menyadarkannya.
      Ada seorang muslimah ramaja, ……. ditawarin bekerja di Supermarket ternama, …… tapi syarat diterima harus buka jilbab dan pake rok pendek di atas lutut. Alhamdulillah dia menolak dengan tegas. Adalagi muslimah lain, …… diterima kerja di Aussie, …… ketika mau berangkat suruh KTP-nya di kolom Agama, …… harus diganti dengan agama lain. Masya Allaaah, ……..

      • Solusinya mungkin para Ustad lebih giat lagi belajar bukan saja ilmu agama tetapi dibidang Ekonomi sehingga dalam siar agama dapat memberikan solusi dalam mencari nafkah / usaha bukan hanya menyodorkan dalil dalil agama dan ancaman masuk neraka saja tetapi urusan perut juga penting…?
        Dalam transparansi informasi dalam alam nyata juga alam gaib .. ( sekarang siang hari banyak yang kesurupan )sekarang peran orang tua semakin berat apalagi kejujuran sudah semakin langka…..!
        Namun begitu yakinlah dengan ayat NIKMAT DIATAS NIKMAT adalah sebagai andalan untuk mendapatkan rejeki yang halal…?
        ( Apabila engkau mendapat nikmat maka bersyukurlah , bila engkau kufur azab Tuhan sangat pedih..DAN MINTALAH NISCAYA AKAN AKU BERI )

        ssseeettt untuk mendapatkan rahasia ini harus lelekan berhari-hari dekati pak Kyai
        kapan diwedarnya….!

  40. Sugeng sonten poro kadang sedoyo.

    • Sugeng sonten Ki Arga, ……. damang?

      • Nuwun sewu, damang meniko tegesipun menopo njih?

      • Damang = Kepripun kabar panjenengan?

        • Oo.. mekaten. Pangestunipun Ki Truno manggih wilujeng. Kosokwangsulipun dospundi kabar panjenengan? Wonten mriki jawah wiwit sonten wau.


Tinggalkan Balasan ke masngabehingalorngidhul Batalkan balasan