PBM-19
The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/pbm-19/trackback/
The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/pbm-19/trackback/
Pelangi di Langit Singosari
Gambar Kulit :
Oyi Soedomo/Wibowo
Ilustrasi :
Oyi Soedomo/Wibowo
Penerbit :
Yayasan “PANULUH”,
Yogyakarta
Sepasang Ular Naga di Satu Sarang/Panasnya Bunga Mekar
Gambar Kulit :
Wibowo/WID.N.S
Ilustrasi :
Wibowo/WID.N.S
Penerbit :
Yayasan “MURIA”,
Yogyakarta
Kartojudo pada HLHLP-015 | |
Kartojudo pada HLHLP-014 | |
Kartojudo pada Bangsal Pusaka | |
gembleh pada HLHLP-015 | |
gembleh pada HLHLP-014 | |
gembleh pada Bangsal Pusaka | |
Kartojudo pada Bangsal Pusaka | |
gembleh pada Bangsal Pusaka | |
Kartojudo pada Bangsal Pusaka | |
Kartojudo pada Bangsal Pusaka |
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 |
22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 |
29 | 30 |
RSS 2.0Comments RSS 2.0 | Tema: Quentin.
Alhamdulillah, No 1 lagi
Matur nuwun Ki Satpam
Nek ANTRI ning sebelahe ni NN…masuk
itungan opo ora…??
yo ora…kecuali di pangku..hikssss
yo wes…sesama cantrik gak masuk
itungan HADIR,dipersilahkan rebut
rebutan dipangku….hikss-hikss !!
Yang punya ide mangku Ki Kartoj khan?
Nah kayaknya yang lebih pantas…
yach Ki Kartoj donk….Xixixi
slamet-2 ki,
mangke nek kesel kulo
njih SIAP-2….he5x
Horee..asyik..asyik aku dipangku…eh…opo aku wae sing mangku yooo….hiksss
lebih baik di pangku ki, nek mangku wah…
Miss,…mbok yao aku diabsebke sisan…mengko sawerku dak uculne mlebu sentongmu
gak denger ki,
ketlusupan ki KartoJudo
ayake…xixixixi !!
Ki KartoJ diajak pangku pangkuan gak wani xi xi xi
Wani Ki..wani ….jangan ngintip yaa…xixixi
nggak ngintip kok, cuma ngicip xixixi…
masak cantrik ngintip
cantrik ki,…hehehee
opo berarti sing bener cantrik ngicip mentrik ngono Ki..? hiksss
Walah, Ki Kartoj parah…xixixi
yang benul ki Karto
isih PAyaH ni…he5
ra pareng nesu,
Harus dijelaskan terlebih dahulu : siapa memangku siapa ?
kalau dicermati, yang dimaksud oleh Miss Nona, Ki Menggung KartoJ punya ide memangku Ki Menggung YuPram yang nDusel disebelah Ni Miss Nona.
Kalau begitu berarti Ni Miss Nona duduk sendiri disebelah Ki Menggung yang berpangku-pangkuan.
Kemudian Ki Ageng Pls minta didaftarkan untuk ikut memangku dengan imbalan sawerannya mau diculke.
Kalau memang Ni Miss Nona belum terpangku, dengan agak berat hati saya juga bersedia menjadi sukarelawan pemangku.
rak mekaten to Ki Menggung ?
he…he…he….
we..lha nek sing dipangku Ki Tmg. Yupram..yo emoh aku…wis ra pati empuk mesti abot banget..xixixi
Alhamdulillah…. no 2, sak mburine Jeng Nona.
No 2 ya miss nona, tx atas woro woronya di gandok sebelah.
Sami2 Ki Djojo..
Ikut antri, dibelakangnya.
Ndherek ngancani yang lagi
dibelakangnya…belakang !!
kalo dibelakang harus ngonthel lho Ki…
kalo terlalu kebelakang nanti kejeglong lho Ki..
kalo hanya kebelakang….ya jangan lupa ngisi pakiwan….hikss
setelah penuh, silakan mandi ki
ikut mburine nomer 13, ….
waduh kepingin no murine mis nona ora iso
Hore…..ukara “ana tutuge” sing mBencekna wis lingsir saka jagad persenthongan.
Kula hadir Ki Ajar pak Satpam.
sugeng dalu.
he he he he he ……..
Mbok ndang diwedar tho PakS
he he he he he ……..
Walah…copas thok till…
Nek dowo copas thok toll
he.. he.. he.. he.. he ..
(ben gak diarani copas)
Sugeng dalu P. Satpam.
hadir malem Kemisan.
Kulo sowan Pak Satpam …. nenggo tutuge!!
kulo ugi nderek mbonceng
Sepertinya Pak De Ki Wid sudah bangun
Sugeng enjing Pak De
Surabaya hadir satu, Ki Gembleh kah?
Bekasi satu,
Korea satu
tidak jelas (Indonesia) dua
Selamat malam ki sanak semua.
he he …
muncul satu dari Probolinggo, dereng ngisi presensi nggih
hi hi …
masih ada yang baca pdls 1 dan pdls-71
ini anggota baru apa napak tilas saja ya
Dari Bekasi cuma mau ngintip apa di 19 ada Ni Ken Padmi dilamar Mahisa Bungalan?
Engkang jelas…mboten wonten pecut sing nglumer…
Dherek antri
Hadir pagi, nunggu saweran P. Satpam.
Apel pagi, walaupun kesiangan. Biasanya bakda subuh, saiki wektu Dhuha.
Mugo-mugo P. Satpam ora duko.
nganti saiki durung ono tutuge.
Sugeng enjang Ki Arema, Ki Satpam lan kadang sedoyo.
Asyik, ki honggo mateg ogrokan
hadu…..
jambu isih durung tuwek wis diogrok
Sanes kulo lho ki…kulo sadermo ngejowantah pangendikanipun ki Honggo
Lho… jambunipun badhe dirujak kok P. Satpam…. isih kemrampo yo ra popo.
Arepo durung tuwek mbokmenowo enak dianggo rujakan. he.. hee.
hadir nomer seket…
Nuwun
Sugêng enjang. Sugêng pêpanggihan pårå kadang sutrésnå padépokan pêlangisingosari.
Cantrik Bayuaji marak ing paséban, ngêndit rontal:
DONGENG CANDI PENAMPIHAN © 2010. [Rontal PBM 19]
Laporan Pandangan Mata Ki P Satpam dan Ki Senopati Mahesa Arema yang sedang melanglang jagad Jawa Timur telah “menyambangi” lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, menjumpai situs candi yaitu Candi Penampihan.
Nampaknya beliau berdua tengah napak tilas perjalanan Sang Prabu Jiwana Hayam Wuruk yang mengelilingi Jawa Timur di abad ke-14.
Seperti dikabarkan oleh Prapanca dalam Negarakertagama, tentang perjalanan Sang Prabu Hayam Wuruk:
Nag 54:1 Warnnan sri naranatha sampun umanek rin syandananindita. Sobhatyanta ruhurnya pathya tikanang sapy
[Tersebut Baginda telah mengendarai kereta kencana, tinggi lagi indah ditarik lembu]
Nag 18:4 Ndan sang sri tiktawilwa prabhu sakata nirasangkya cihnanya wilwa Gringsing lebhong lewih laka pada tinulis ing mas kajangnyan rinengga
[Kereta Sri Nata Wilwatikta tak ternilai, bergambar buah maja, Beratap kain gringsing, berhias lukisan mas, bersinar merah indah,…..]
Nag 18: 5. Munggwing wuntat ratha sri nrpati rinacana swarnna ratna pradipta…..
[Kereta Sri Nata berhias mas dan ratna manikam ….]
Jika Sang Prabu Jiwana Hayam Wuruk di abad ke-14 silam itu mengendarai pedati mas atau kereta kencana yang ditarik lembu dengan “accessories” yang serba mewah, maka “pedati mas” atau “kereta-kencana”nya Ki Senopati Mahesa Arema, pasti mirip-mirip, ditarik juga oleh “hewan”, barangkali “hewan”nya sejenis: “Kijang”, “Panther”, atau “Tiger”. Hiks……….
Selamat melanglang Ki, hati-hati di jalan, selamat sampai tujuan. Kembali pun dengan selamat.
Adapun tentang Candi Penampihan yang juga dikenal sebagai Candi Asmoro Bangun, dongengnya begini:
Candi ini terletak di Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Terakhir saya beranjangsana ke wilayah Tulungagung, lereng Gunung Wilis itu tahun 2007 yang lalu, tepatnya bulan April atau Mei 2007. Jadi sudah lebih dari tiga tahun.
Catatan saat kunjungan ke candi Penampihan adalah sebagai berikut: Candi dalam keadaan rusak berat; belum ada upaya perbaikan. Arca dan beberapa patung hilang dari tempatnya, sebagian berhasil diselamatkan dan disimpan di Museum Tulunagung. Ditemukan banyak sekali coretan-coretan “prasasti masa kini”.
Dibagian atas altar candi yang berbentuk lojong terdapat sebuah prasasti berbahan dari batuan andesit berbentuk persegi. Prasasti ini dikenal dengan Prasasti Tinulat Raja Balitung yang dipahat dengan menggunakan huruf Pallawa dengan stempel berbentuk lingkaran dibagian atas prasasti, berangka tahun 820Ç atau 898M.
Raja Balitung adalah raja Mataram Hindu yang ke-9, dengan nama Sri Maharaja Watukumara Dyah Balitung yang memerintah Mataram Hindu tahun 820Ç sampai 837Ç atau 898M sampai 915M.
Prasasti itu berkisah tentang nama-nama raja Balitung, serta seorang yang bernama Mahesa Lalatan. Sangat disayangkan sejarah lisan dan artefak belum bisa menguak siapa tokoh ini.
Disebutkan pula pada prasasti itu seorang putri yang konon bernama Putri Kilisuci dari Kerajaan Kediri.
Dewi Kili Suci adalah adalah putri Prabu Airlangga yang menjadi pewaris tahta Kahuripan. Pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, sejak kerajaan masih berpusat di Watan Mas sampai pindah ke Kahuripan, Dewi Kili Suci sebagai Putri Mahkota menjabat Rakryan Mahamantri dengan nama Sanggramawijaya. Gelar lengkapnya ialah Rakryan Mahamantri i Hino Sanggramawijaya Dharmaprasada Uttunggadewi. Nama ini terdapat dalam prasasti Cane (1021) sampai prasasti Turun Hyang I (1035). Tidak diperoleh keterangan lebih lanjut hubungan antara Dewi Kili Suci ini dan Prasasti Tinulat Raja Balitung.
Selain menyebutkan nama, Prasasti Tinulat juga memberikan informasi tentang Catur Asrama.
Catur Asrama adalah empat tingkatan kehidupan atas dasar keharmonisan hidup dalam ajaran Hindu. Setiap tingkatan kehidupan manusia di bedakan berdasarkan atas tugas dan kewajiban manusia dalam menjalani kehidupannya, namun terikat dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Brahmacari Asrama, adalah tingkatan saat menuntut ilmu. Grhasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumahtangga. Sedangkan Wanaprastha Asrama sebagai tingkat kehidupan ketiga adalah tingkatan yang mewajibkan seseorang itu harus menjauhkan dirinya dari nafsu keduniawian. Adapun Sanyasin Asrama (bhiksuka), merupakan tingkat terakhir dari catur asrama, di mana pengaruh dunia sama sekali harus lepas. Mengabdikan diri pada nilai-nilai dari keutamaan Dharma dan hakekat hidup yang benar. Pada tingkatan ini, ini banyak dilakukan kunjungan Dharma Yatra, Tirtha Yatra ke tempat-tempat suci, di mana seluruh sisa hidup seseorang hanya diserahkan kepada Sang Maha Pencipta untuk mencapai Moksa.
Jadi Catur Asrama bukanlah sistem sosial masyarakat yang diklasifikasi berdasarkan kasta dalam agama Hindu yaitu Brahmana, Satria, Vaisya dan Sudra, sebagaimana yang pernah dijelaskan oleh salah seorang “guide wisata purbakala” pada saat kunjungan ke candi Penampihan ini di tahun 2007 itu.
Tentang sebutan lain sebagai Candi Asmoro Bangun, tidak ada penjelasan atau informasi yang dapat dijadikan acuan kebenarannya. Yang dikenal dalam sejarah bahwa tokoh Panji Asmara Bangun identik dengan Prabu Sri Kamesywara, raja yang memerintah Kadiri sekitar tahun 1180 hingga 1190-an.
Dari dongeng masyarakat sekitar yang dituturkan oleh penjaga candi, dikisahkan bahwa candi Penampihan dibuat oleh seorang pembesar dari Ponorogo yang jatuh hati pada putri dari Kadiri, (siapa nama pembesar dan siapa nama putri itu juga tidak diperoleh penjelasan yang akurat), karena lamarannya ditolak kalaupun diterima sang putri menuntut begitu banyak permintaan. Dari Kadiri sang pembesar pulang dan singgah di daerah ini, lalau mendirikan candi Penampihan (tepatnya penampikan, dari kata tampik) artinya penolakan. Bisa juga tampi berarti menerima namun dengan syarat,
Sebenarnya di candi ini banyak sekali arca, namun banyak yang hilang. Seperti arca Siwa, Ganesha, Dwarapala, Dwarajala, arca kepala naga, arca kepala garuda, arca Bima, dan arca kecil-kecil. Namun demi keamanan, beberapa arca-arca yang sempat dapat diselamatkan disimpan di Museum Tulungagung.
Demikian informasi singkat, yang cantrik Bayuaji ketahui. Tentunya informasi ini adalah sesuai dengan keadaan di tahun 2007 pada saat kunjungan ke candi Penampihan itu.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Nuwun
cantrik Bayuaji
Wah…
matur suwun Ki Bayu
Ki Bayuaji memang Oye.
Saya bersama rombongan Ki Arema baru sampai bekas Perkebunan Teh Penampihan, yang sekarang sudah dibabat diganti dengan tanaman pisang dan sayuran (kapri dan asparagus).
Setelah dari lokasi tersebut Ki Arema berencana akan ke situs Candi Penambihan, tetapi baru jalan sekitar 300 m sudah hujan cukup lebat, sehingga terpaksa dibatalkan.
Tidak jadi deh..
Saya coba cari di internet, tidak ada penjelasan yang memuaskan.
Terimakasih Ki.
Alangkah senangnya punya guru seperti Ki Ajar Bayuaji yah,………. saya ngebayangin poro cantrik lungguh ndeprok sa’ngarepe Ki Ajar, mendengarkan ceritera adiluhung zaman kiwari.
Matur nuwun Ki Bayu, dan matur nuwun P Satpam atas pertanyaannya sehingga memicu jawaban dari Ki Bayu.
Nuwun.
Yang hadir siang (agak pagi) sini siapa ya
Hayo… ngacung..!
Ki Honggo masih ada?
Ki Pandangalas masih ada?
Ki Samy masih ada?
Ki si_TolE masih ada?
Ki Bayuaji masih ada?
Ki Satpam masih ada? (eh…, wake dewe diitung?!)
Kalau tiga diantaranya masih ada, rontal bisa diwedar sekarang.
waduh….
Ngapunten Ki Pandanalas, keliru ngetik asmanipun nJenengan.
Hikss…untung gak kliru Ki Pangangtalas…Sugeng enjing !
Apalah arti sebuah nama alasan …
Kulo mpun ngaceng ket wau kit
Saya masih nangkring disini Ki Satpam, itu loh titiknya di Bekasi. Monggo sinten maleh….
saya ki,….nangkring ning Padepokan
sebelahe BEKASI.
Gak mungkin !…wong mbak titik-e neng wetan koq….
sebelah kan bisa puaanjang makno
ki Menggung…hikss,
nek mbak titik sakngertiku ONOne mung SIDJI….konco dolanan ning
kampoeng kulo ki,…he5x
Sanes titik prabowo tok ki Menggung?
sing niku duwek-e baret
MERAH ki,..ra wani he5 !!
Lha nek nduwe beret merah ?…..
Nderek nangkring ah…. ndelik mburine Kiai Djodjosm.
Matur nuwun, sampun ngundhuh
Sing ngaceng wis 4 (termasuk ki Ajar)…koq durung diwedar yo…
he he he ……
Cantolane endi kang
he he he …… (copas)
Cantolane endi kang…(Copas)
walah….
iki mesti emba-emba gak weruh
lha mbegogok teng ngajeng mekaten lho
Suwun kang
Nggih…, sami-sami
wehh…telat ngacung…
ngacung Pak Satpam…
lansung ngudhuh..matur nuwun
Sing ngacung sing pundi ki ?
hikss…sewelas ngacung kabeh ki
ben akeh
“lha mbegogok teng ngajeng mekaten lho” suwun Ki, sampun ngundhuh.
Matur nuwun Ki sampun ngunduh.
hadiiiiiiiiiiiiiiirrrrrrrrrrr…….
matur nuwun ki, kula sampun ngundhuh saking latar ngajeng gandhok.
Matur nuwun, PBM-19 sampun kulo undhuh.
Ki Satpame ngendi yaaaa.
Arep melu ndlosor nang padepokan 20 kok isih dikunci. Ya wis mulih ndisik ae, kelonan karo nyaine
Gambar mentrike pundi ki…mangke kulo barter gambare miss nona
Lho kersa toh? njih mangke kula padosi folderipun rumiyin. Sampun dangu mboten diawang.
mpun..koleksine Panjenengan dipun kentun sedoyo kemawon
Sampun kepanggih Ki namung 350 Mb-an Ki kados pundi ngintunipun njih???
Dipun simpen teng fdisc…trs paketke kemawon
Wakakakak…nek gambare gambar wayang purun ?….
Luna Waya ng ?
pareng nderek nopo mboten Ki…..
Sugeng enjang sedayanipun… Persiapan sowan Pak Guru wonten ing tlatah Bandung. Nyuwun pamit ….
Sugeng enjang poro kadang.
Arep apel neng gandok anyar kok durung dibukak.
Ono ngendi to P. Satpam.
Assalamu’alaikum, selamat pagi..
Makasih PBM-19nya Ki P.Satpam.
Kangen sawerku ga ?
Mumpung udan iki
Udane sing deres…
Liwete sing lemes…
sambele sing peudesss…
Uenak nan…he5x
Miss nona sing geulis
Nek mesem tambah manis
Mben ndino katon kinyis
Mung sayang rodo amis
Aduse mung mben kemis
Matur suwun atas puisine Ki PA,
Biar mandinya cuma hari kamis..
Tapi tetep Manis..(ceuk sunda-na mah Amis..)
..dan gak berkumis…
Bisa aja miss amis…
Ki KartoJ…jo salah, miss nona brengosen lho…iyo khan miss
..O..begitu tho..maksudnya kalo kumisan mesti diatas bibir..kalo brengosan bisa…..dimana mana !….xixixi
Wah..NO COMENT…
Miss Nona, nu geulis,
Engkau terimakah puisi sanjungan sang akuntan atau engkau terima juga puisi rayuan ahli komputer itu….?????
Atau ………….. Hiks….hiks….
Cangkeman
Bebek opo sing mlakune miring ngiwo…?
Bebek muabok…
Bebek lanang arep kawin…eh salah nek iki ayam jago..
Bebek mabouk mlakune mesthi nggleleng…
Bebek kawin mesthi ra mlaku2…(Raiso kawin lari)
Sing bener bebek sing dikunci stang…hiks
..O..tak kiro….bebek adus kali !
Ki PA salah, dimana2 kalau bebek dikunci stang yo ra isoh mlaku.. piye tho….
Kalau bebek sing dikunci stang…
mlakune pake ajian ndorong motor
hehehehe…
silahkan ke gandok sebelah…
wis bukaan…7
Wis wayah-e….
terima kasih, ki arema, ki ismoyo, ki pak satpam, dan para bebahu padepokan sekalian…
salam, sanak kadang cantrik dan mentrik semua…