SST-19

kembali | lanjut >>

Laman: 1 2 3

Telah Terbit on 5 Agustus 2012 at 00:01  Comments (29)  

The URI to TrackBack this entry is: https://pelangisingosari.wordpress.com/sst-19/trackback/

RSS feed for comments on this post.

29 KomentarTinggalkan komentar

  1. Sugeng sonten.

    • inggih Ki Arga, sugeng dalu.

  2. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Alhamdulillah kini menjelang sahur hari ke-17:

    Yaa Allah! Berilah kami kemampuan untuk hidup sebagaimana kehidupan orang-orang yang baik. Dan jauhkanlah kami dari kehidupan bersama orang-orang yang jahat.

    Wahai Yang Maha Pemberi Rahmat, naungilah kami dengan rahmatMu yang tak putus-putus, hingga sampai ke alam akhirat.

    Demi Engkau, Wahai Yang Maha Menguasai segala Kekuasaan, wahai Yang Memiliki segala Kebesaran dan Kemuliaan, Wahai Tuhan seru sekalian alam.

    Yaa Allah! Tunjukkanlah kami kepada amal kebajikan dan penuhilah permohonan serta cita-cita kami.

    Wahai Yang Maha Mengetahui segala keperluan, Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada di dalam hati seluruh isi alam. Sholawat atas Rasul KekasihMu Muhammad dan keluarganya yang suci. Aamin.

    Nuwun

    Punakawan

    • Amin amin yaa robbal alamin

    • amiiin…….aammiiiiiinnnnn……aammmmiiiiinnnnnn

  3. Nuwun

    AYO NGGUYUUUUUUUUUUU…………….

    Sambil menanti saat berbuka puasa untuk wilayah JaBoDeTaBekSerNong (Jakarta, Bogor, nDepok, Tangerang, Bekasi, Serpong dan Cibinong),

    Cerita tentang:

    Jin dan Aktivis Anti Korupsi

    Seorang aktivis anti korupsi yang sedang memancing pakai perahu di sebuah danau, menemukan sebuah botol yang terapung dan tertutup rapi yang segera dihampiri dan diambil oleh sang aktivis.

    Penasaran…, si aktivis berusaha membuka tutup botol, lalu tiba-tiba dari dalam botol keluar asap yang selanjutnya menebal dan mejadi Jin raksasa yang mengambang di depan si aktivis.

    “Terimakasih tuan, tuan telah membebaskan saya, untuk ini tuan silakan meminta tiga permintaan, saya akan mengabulkannya” kata Jin dengan sangat hormat, seperti format biasa tanda terimakasih Jin yang dibebaskan oleh Manusia.

    Setelah kagetnya reda, si aktivis itu terdiam sejenak, dia sadar akan “jabatannya” bahwa dia adalah aktivis anti korupsi, dan ingin agar korupsi lenyap selama-lamanya dari tanah airnya.

    “Baiklah Jin saya ingin tahun ini akan ada tiga kejadian besar terjadi di negeri saya ini.

    Saya ingin:

    Pertama: semua uang hasil korupsi, baik yang dilakukan oleh pejabat pemerintah, termasuk para aparat penegak hukum; juga para pejabat negara baik anggota badan legislatif dan angota badan yudikatif; dan para pihak lainnya, lebih-lebih uang hasil korupsi para wakil rakyat; agar dikembalikan kepada rakyat.

    Kedua: semua pelaku korupsi dihukum mati.

    Ketiga: tidak ada lagi korupsi di negaraku ini.

    Sang Jin berpikir sejenak kemudian, menggeleng-gelengkan kepala, tiba-tiba mukanya menjadi pucat pasi ketakutan, dan pelan-pelan jasadnya kembali menjadi asap lalu berkumpul masuk kedalam botol itu kembali.

    Dari dalam botol si Jin dengan gemetar berkata, nyaris berbisik, “Tuan… tuan…, to.. to.. tolong botolnya ditutup kem… kem…kembali…!!!!!.”

    Nuwun

    Selamat menanti saat berbuka puasa.

    Punakawan

  4. sugeng sonten
    sanak kadang sedoyo

  5. Nuwun
    Pamuji Rahayu. Mogi santi Jagad Nusantara

    DONGENG ARKEOLOGI & ANTROPOLOGI MATARAM
    DANANG SUTAWIJAYA
    — de Regering van Panembahan Senapati Ingalaga —

    SÊRAT WÉDHÅTÅMÅ – Bagian Ketiga –
    — Sisipan Dongeng Tiga Tahun Pertama Panêmbahan Sénapati, Wong Agung ing Ngêksigåndå —

    Sêdulur Papat Limå Pancêr
    (lanjutan Sêrat Wédhåtåmå Bagian Kedua. SST-18. On 31 Juli 2012 at 01:26 Punakawan said:)

    Dari pengertian asal ini kemudian berkembang dengan adanya pengaruh agama Hindu, yakni pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam semesta menurut filsafat Hindu. dikatakan bahwa dalam ajaran kosmologi Hindu, alam semesta dibangun dari lima unsur, yakni:

    Pratiwi (Tanah, zat padat),
    Apah (Air, atau zat cair),
    Bayu (Udara atau zat gas),
    Teja (Api, Cahaya atau plasma), dan
    Akasa (Ether).

    Kelima unsur tersebut disebut Pancamahabhuta atau Lima Unsur Zat Alam.

    Menurut filsafat Hindu, elemen dasar dunia adalah Asat atau ketiadaan yang sama dengan Aditi</i yaitu ketak-terbatasan, bahwa pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda, dan pada awal proses penciptaan itu terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam semesta.

    Purusa dan Prakerti merupakan dua unsur pokok yang terkandung dalam setiap materi di alam semesta. Purusa dan Prakerti merupakan unsur yang bersifat kekal, halus, dan tidak dapat dipisahkan. Purusa adalah unsur yang bersifat kejiwaan sedangkan Prakerti adalah unsur yang bersifat kebendaan atau material.

    Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas.

    Sattwam adalah unsur yang bersifat terang dan tenang. Rajas unsur yang memiliki sifat dasar dinamis dan aktif. Sedangkan Tamas adalah unsur yang meiliki sifat dasar gelap dan berat.

    Kemudian memasuki tahap terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran) dan Ahamkara (rasa keakuan).

    Lalu munculah Pancabuddhindriya dan Pancakarmendriya, yang disebut pula Dasendriya (sepuluh indria).

    Pancabuddhindriya terdiri dari:
    1. Srotendriya (rangsang pendengar; indria pada telinga).
    2. Twakindriya (rangsang peraba; indria pada kulit).
    3. Caksuindriya (rangsang penglihatan; indria pada mata).
    4. Ghranendriya (rangsang pencium; indria pada hidung).
    5. Jihwendriya (rangsang pengecap; indria pada lidah).

    Sedangkan Pancakarmendriya adalah:
    1. Garbhendriya (penggerak perut; indria pada perut).
    2. Panindriya (penggerak tangan; indria pada tangan).
    3. Padendriya (penggerak kaki; indria pada kaki).
    4.
    Payuindriya (penggerak organ pelepasan; indria pada organ pelepasan).
    5. Upasthendriya (penggerak alat kelamin; indria pada alat kelamin).

    Setelah timbulnya Pancabuddhindriya dan Pancakarmendriya, maka sepuluh indria tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran.

    Lima benih tersebut adalah:
    1. Sabdatanmatra (benih suara).
    2. Rupatanmatra (benih penglihatan).
    3. Rasatanmatra (benih perasa).
    4. Gandhatanmatra (benih penciuman).
    5. Sparsatanmatra (benih peraba).

    Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata.

    Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta atau lima unsur materi, yang disebut Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yakni:

    Pratiwi (Tanah, zat padat),
    Apah (Air, atau zat cair),
    Bayu (Udara atau zat gas),
    Teja (Api, Cahaya atau plasma), dan
    Akasa (Ether).
    sebagaimana telah disebutkan di atas.

    Pancatanmatra berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut. Sêdulur Papat Limå Pancêr.

    Bagi orang Jawa semua sêdulur tadi harus diruwat (nguwat), dirawat (ngrawat) dan dihormati (ngrawut) dengan cara slamêtan dengan bancaan atau tumpêngan. Mereka semua dianggap pamomong, sebagai penjaga manusia.

    Biasanya penyebutan untuk mereka dan sekalian untuk unsur-unsur alam semesta disebut dengan:

    Sêdulurku sing lahir barêng sêdinå, sing ora lahir barêng sêdinå, sing kêrumat lan sing ora kêrumat.

    [Saudaraku yang lahir bersamaan sehari denganku (air ketuban, ari-ari, darah kelahiran, tali plasenta, dan ruh/jiwa), saudara yang tidak lahir bersamaan (unsur alam semesta), yang terawat maupun yang tidak terawat].

    Pemahaman ini kemudian berkembang lagi dengan adanya pengaruh agama Islam. Oleh Kanjêng Sunan Kalijågå, atau salah satu dari para wali itu, ditambahkan pengertian baru yang bernafaskan Islam.

    Agama Islam percaya akan kisah Nabi Adam dan Ibu Hawa yang disebutkan pada Al Qur’an Surat Al Baqarah (2) Ayat 30:

    Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

    Dari ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam perselisihan.

    Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil.

    Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah.

    Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut [QS Al Baqarah (2) ayat 31-33] ini:

    Dia (Allah) mengajari Adam tentang nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu benar!”

    Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana”.

    Dia (Allah) berfirman, “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda-benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda-benda itu, Dia (Allah) berfirman, “Bukankah sudah Kukatakan kepada kamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”.

    Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. DiberiNya khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda.

    Potensi ini yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka bumi. Walaupun nantinya manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan potensi yang hanya diberikan Allah kepada manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah.

    Walaupun malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa malaikat menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.

    Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati.

    Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. [Qur’an Surat Al Baqarah (2) Ayat 35].

    Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan.

    Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan setan.

    Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” [Qur’an Surat Thaahaa (20) Ayat 120].

    Pohon itu dinamakan syajaratulkhuldi (pohon kekekalan), karena menurut setan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati.

    Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan.

    Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [Qur’an Surat Al A’raaf (7) Ayat 23].

    Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikanNya, tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia.

    Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepadaNya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.

    Maksud ayat tersebut sangatlah jelas, bahwa pada diri manusia terdapat dua potensi yang saling bertentangan. Potensi jahat dan potensi baik. Manusia berpotensi berbuat kerusakan, tetapi manusia berpotensi juga untuk berbuat kebaikan. Nafsu.

    Dalam Jagad Pêdalangan Wayang, sebagaimana diéjahwantahkan oleh Kanjêng Sunan Kalijågå tentang konsep pemahaman Ruh, disebutkan bahwa Sêdulur Papat itu adalah nafsu yang digambarkan oleh empat ekor hewan yang digambar pada Kêkayon Gunungan, sebagai berikut:

    Kêkayon Wayang Purwå kang kaprahé kasêbut Gunungan, ånå gambar Macan, Bantèng, Kêthèk lan Mêrak. Kocapé kuwi mujudaké Sêdulur Papat mungguhing manungså.

    Sêdulur Papat melambangkan empat macam nafsu yang dimiliki manusia:
    1. Macan melambangkan nafsu amarah.
    2. Bantèng melambangkan nafsu supiyah,
    3. Kêthèk (monyet) melambangkan nafsu aluamah.
    4. Mêrak melambangkan nafsu mutmainah.

    Sêdulur papat itu adalah empat jenis nafsu manusia sedangkan yang kalimå pancêr adalah hati nurani atau ‘alam rahsa/sirr’.

    Ingkang Sinuhun Kanjêng Susuhunan Pakubuwånå Sénåpati Ing Ngalågå Abdur Rahman Sayyidin Panåtågåmå IV. Nama kecilnya adalah Bandårå Radèn Mas Gusti Sumbadyå, Putrå Pakubuwånå III dengan Kanjêng Ratu telah memberikan wêwalêr, peringatan pada anak cucunya untuk pengekangan nafsu, dalam Sêrat Wulangrèh.

    Sêrat Wulangrèh dalam pupuh II Têmbang Kinanthi beliau menulis:

    Pådhå gulangen ing kalbu,
    ing sasamitå amrih lantip.
    Åjå pijêr mangan nêndrå,
    ing kaprawiran dèn kêsthi.
    Pêsunèn sarirånirå.
    Sudanên dhahar lan guling.

    Mari latih dan pahami hati
    Agar perasaan bisa lebih tajam
    Jangan Cuma makan dan tidur
    Watak ksatria harus dipelajari
    Latih badan wadagmu
    Kurangi makan dan tidur

    — Wahai, asahlah di dalam hatimu biar lebih tajam menangkap isyarat isyarat ghaib. jangan terlalu banyak makan dan tidur, kurangilah hal tersebut, cita citakan kaprawiran ”keluhuran budi“, agar bisa mengekang diri. —

    Inti yang cepat ditangkap dari wejangan ini menyangkut pada pengendalian diri dan cara yang harus di tempuh adalah dengan perpuasa.

    Hakekat puasa adalah pengekangan diri, karena alam duniawi banyak memberi godaan. Silau dengan kemewahan, apalagi kalau sedang mendapat suka cita yang berlebihan, maka kaprayitnan batin (kewaspadaan) akan terkurangi.

    Manusia akhirnya akan terbelenggu nafsunya. Nafsu yang bersumber dari dirinya sendiri. Nafsu merupakan sikap angkara yang dalam Wulang Reh di sebutkan terdiri dari 4 macam, yaitu:

    1. Nafsu amarah
    Nafsu amarah berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan harga diri, rasa marah, emosi, iri. Puncak dari nafsu ini adalah keangkara-murkaan.
    Dikatakan nafsu ini mendapat pengaruh dari sifat panas atau api yang menjadi pembentuk jasad mansia.
    Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut dan bertengkar yang akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Sang Sangkan Paraning Dumadi.

    2. Nafsu sufiyah,
    Nafsu sufiyah berkaitan dengan keinginan duniawi untuk dipuji, untuk kaya, mendapat derajad dan pangkat, kemasyhuran, ingin diakui keberadaannya, berpuncak pada loba, tamak dan rakus.
    Nafsu ini berpadanan dengan sifat udara yang menjadi unsur pembentuk jasad. Sifat dari udara adalah selalu ingin memenuhi ruang selagi ruang itu kosong.
    Nafsu Sufiyah ini menimbuljkan birahi, rindu, keinginan dan kesenangan, akibatnya manusia senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya cantik, tampan, gagah, kekuasaan, dan asmara. Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara dan berahi diibaratkan bisa membakar dunia.

    3. Nafsu aluamah,
    Nafsu aluamah berkaitan dengan sifat dasar manusia. Naluri primitif manusia, yaitu keinginan untuk makan, minum, berpakaian, bersenggama.
    Dikatakan bahwa nafsu aluamah ini terjadi karena pengaruh unsur tanah yang menjadi unsur pembentuk jasad manusia. Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah.

    4. Nafsu muthmainah.
    Nafsu muthmainah adalah nafsu yang mengajak kearah kebaikan. Dikatakan bahwa nafsu ini mendapat pengaruh sifat air yang juga menjadi pembentuk jasad manusia.
    Muthmainah, Berarti rasa ketentraman. Punya watak yang senang dengan kebaikan, keutamaan dan keluhuran budi.

    Untuk penyebutan unsur kalimå pancêr ada bermacam-macam penafsiran. Ada yang mengatakan Nur Muhammad, ada yang mengartikan sebagai ‘Guru Sejati’, ada yang menyebutnya ‘råså jati sêjatining råså’ (rasa sejati, sejatinya rasa). Intinya sêdulur papat kalimå pancêr itu adalah unsur ’super ego’ yang menjadi sumber nilai bagi manusia.

    Keempat nafsu yang ada harus ‘dirawat’, diatur, diseimbangkan dan harus berjalan dibawah kendali hati-nurani dalam bimbingan dan pancaran cahaya hidayah ilahi. Itulah makna dari ‘angwêruhi’ sêdulur papat kalimå pancêr.

    Artinya setiap manusia harus bisa mengendalikan keempat nafsu yang dibawanya sejak lahir. Apa bela seorang manusia tidak dapat mengendalikannya maka akan hancurlah hidupnya dan bila nafsu tersebut terkendali dengan baik maka akan tercipta keselarasan.

    Maka dari itu, sêdulur papat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai melenceng dari anggêr-anggêr Tuhan.

    Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh sêdulur papat ini, berarti hancurlah dunianya.

    ånå toêtoêgé

    Selamat bertadarus. Selamat menanti saat sahur Hari ke-18:

    Yaa Allah! Sadarkanlah aku akan berkah-berkahMu.
    Wahai Maha Cahaya di atas Cahaya. Sinarilah hati kami dengan terang CahayaMu dan bimbinglah kami dan seluruh anggota tubuh kami untuk dapat mengikufi ajaran-ajaranMu. Demi CahayaMu, Wahai Maha Penerang hati para hamba yang arif.
    Aamin.

    Nuwun

    Punakawan

    • matur nuwun Ki Puna
      dipun tenggo tutuge

      • matur nuwun Ki Puna II,
        dipun tengga tutuge.

        • sugeng dalu
          sanak kadang sedoyo

  6. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Alhamdulillah, puasa hari ke-19:

    Ya Allah, sempurnakanlah bagian kami di bulan Ramadhan ini dengan berkahnya, permudahlah jalan kami untuk menempuh kebaikannya, dan mohon janganlah Engkau halangi kami untuk menerima kebaikannya, wahai Maha Pemberi Petunjuk. Mohon tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan kebenaran yang nyata. Aamin.

    Nuwun

    Punakawan

    • ammmmiiiiiiiiiiiiiinnn

  7. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Jelang sahur di hari keduapuluh:

    Yaa Allah! Di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mohon bukakanlah bagi kami pintu-pintu sorga dan tutupkanlah bagi kami pintu-pintu neraka. Mohon berikanlah kepada kami kemampuan untuk membaca AI Qur’an.

    Wahai Maha Penurun Ketenangan di dalam hati orang-orang Mu’min.

    Aamin.

    Sugeng anindakaken tadarus Kalam Suci Al Qur’an saha sugeng sahur.

    Nuwun

    Punakawan

    • Aamiiin………..
      matur nuwun Ki Puna II.
      sUGENG DALU PARA KADANG SINARA WEDI.

  8. amiiieeeennn

  9. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Alhamdulillah, puasa Ramadhan 1433H. Hari ke-21.

    Ya Allah, wahai Maha Pemberi Petunjuk Kebenaran, mohon berikanlah kepada kami di bulan Ramadhan ini petunjuk untuk mencapai keridhaanMu, mohon janganlah Engkau beri kesempatan kepada setan untuk menggoda kami.

    Mohon jadikanlah surga sebagai tempat tinggal dan tempat bernaung kami, wahai Yang Maha Dibutuhkan segala kebutuhan bagi orang-orang yang meminta. Aamin.

    Nuwun,
    Punakawan

    • Amin amin yaa Robbal alamin ………..

    • Amiiiiiin.

    • Amin….Amin,

      • sugeng dalu sadaya kadang padepokan

  10. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Alhamdulillah, usai sudah shalat Tarawih.
    Jelang tadarusan di malam-malam i’tikaf:

    Yaa Allah! Wahai Yang Maha Pembuka Rahmat. Mohon bukakanlah bagi kami pintu-pintu rahmatMu.

    Wahai Yang Maha Pemberi Karunia, mohon Engkau turunkan untuk kami berkah-berkah karuniaMu.

    Wahai Yang Maha Melapangkan, mohon beri kelapangan dan kemampuan kepada kami untuk mencapai keridhaanMu, dan mohon Engkau tempatkan kami di dalam sorgaMu yang luas,

    Wahai Yang Maha Mengabulkan doa orang-orang yang ditimpa kesulitan.

    Aamin.

    Nuwun

    Punakawan

    • Aamiiinn……..aamiiinn……aamiiinn…….

    • Amiiiiiiin.

  11. Amin amin yaa robbal alamin .

  12. Nuwun
    Pamuji Rahayu

    Alhamdulillah, adzan Shubuh telah dikumandangkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Di Hari Puasa ke-23. Ramadhan 1433H. Insya Allah:

    Yaa Allah! Wahai Yang Maha Suci, mohon sucikanlah kami dari segala dosa,

    Wahai Maha Pemelihara, mohon peliharalah kami dari segala aib.

    Wahai Maha Pemberi Hidayah, mohon tanamkanlah hidayah ketaqwaan di dalam hati kami,

    Wahai Maha Penghilang Kepedihan, Penghapus kesalahan onang-orang yang berdosa. Aamin

    Nuwun
    Punakawan

    • Aamiin………………

      • amiiinnnnnn


Tinggalkan komentar